Syarat menjadi seorang Hero (Pahlawan) tentunya memiliki kekuatan yang memberikan keuntungan, kebermanfaatan, keselamatan dan kemenangan dalam kehidupan masyarakat (sosial) dan alam. Di zaman ini kekuatan tersebut berupa:
- Moralitas dan Etis
- Kesadaran dalam Berkehidupan (Kesadaran Hukum, Kesadaran Beragama, Kesadaran Sosial-Toleransi, dan lainnya).
- Kecerdasan Intelektualitas, Emosional, Fisik, Spiritual - Semangat, dan Merangkai Kata - The Way of Communicate.
- Ketajaman Panca Indera/VAKOG (Visual, Auditory, Kinestetik, Offactory, Gustatory).
- Keberlimpahan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
- Informasi Aktual dan Data yang dimiliki.
- Keberlimpahan harta, materi, dan fasilitas yang mendukung berkehidupan.
- Posisi, kedudukan, jabatan.
- Profesi
- Lingkaran Pergaulan Produktif yang dimiliki
- Good Looking
Ada 5 jenis warna yang penulis kategorikan sesuai peranannya sebagai sumber kekuatan sang Hero, berikut penjelasannya:
- Warna Biru, melambangkan hal yang paling esensi dan wajib dimiliki oleh seorang Hero.
- Warna Hijau, melambangkan sumber kekuatan paling utama sebagai keunggulan spesifikasi tubuh dan kejiwaan sang Hero.
- Warna Oranye, melambangkan sumber kekuatan yang bersifat dari yang halus/tak nampak hingga jelas, yang wajib dimiliki untuk efektifitas dan efisiensi untuk melaksanakan perannya sebagai Hero.
- Warna Merah, melambangkan sumber kekuatan optional yang sewaktu-waktu urgensinya diperlukan guna memuluskan peran sang Hero.
- Warna Ungu, melambangkan sumber kekuatan tambahan dari yang halus hingga nampak terlihat oleh pandangan, tidak terlalu wajib untuk dimiliki namun sangat mendukung peran sang Hero
Apa sajakah kekuatan yang pembaca miliki diatas?
Sementara orang yang berlaku sebagai Villain (Penjahat) maka perbedaannya terletak pada lapisan warna biru yang mana sangat berlawanan dengan kekuatan utama yang dimiliki oleh Sang Hero. Tentunya Villain memiliki kekuatan yang cukup lengkap di lapisan warna setelah warna biru.
Maka Sang Villain cenderung berlaku tidak bermoral dan tidak etis (bahkan ada kecenderungan menyalahgunakan dan memalsukan etik, yang melanggar moralitas), dan tidak berkesadaran dalam kehidupannya, sehingga merugikan sesama hidup dalam perannya.
Jika pembaca tidak memenuhi kriteria baik Hero maupun Villain. Apakah jangan-jangan pembaca saat ini bisa jadi di posisi Victim (korban)?
Banyak variasi yang ada pada sebuah posisi Victim, namun hal yang paling esensial Victim pada umumnya tidak berdaya atau tidak memiliki kekuatan (power), sehingga cenderung diperdaya, dikelabui, ditindas, dieksploitasi oleh para Villain. Bahkan ada kecenderungan memiliki keinginan untuk dikasihani dengan berlaku playing victim.
Apakah pembaca dalam kondisi demikian? Tentunya bagi yang berada dalam peran sebagai Victim sangatlah melelahkan dan menyakitkan. Namun ada juga kecenderungan menikmati peran sebagai Victim sebagaimana perilaku playing victim untuk meraup keuntungan yang kurang etis dari para Hero yang menolongnya (layaknya Parasit). Sehingga ia tetap mempertahankan posisinya sebaga victim dengan berorientasi hidup demikian.
Lantas apakah posisiku saat ini? Dan apakah upayaku?