Sering kita mengalami perlakuan, kita dianggap tidak penting oleh sesama, bahkan kita menganggap seorang tidak penting, berdasarkan penilaian luarnya saja. Kita terkadang hanya ingin mendekati seorang yang menguntungkan diri kita, baik dari segi kedudukannya, dari segi tampilan harta yang ia tampilkan, dari ketampanan dan kecantikannya, dan lainnya yang bersifat jasmani.
Manusia itu bukan makhluk yang Maha Mengetahui, wajar saja kita abai dengan seorang yang padahal melimpah segala sumber dayanya karena ia tercover dengan 'sesuatu' yang tidak menghadirkan impresi atau yang membuat bangga dan senang pada diri kita.
Sumber daya yang bisa berupa ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang yang tercover itu, bisa tertutupi karena kesederhanaan hidup yang ia tonjolkan.
Sebagai contoh Kalau manusia bersikap tidak mau tahu akan kenikmatan buah durian (bagi para penggemarnya). Akan menganggap buah durian itu suatu hal yang mengerikan dan menyakitkan, karena tampak visual luarnya saja sudah begitu.
Tapi kalau rasa ingin tahu itu hadir, kita cari tahu apa isi dibalik "kengerian" buah durian. Dan bagi yang memiliki selera yang pas dengan durian, ia malah jadi tahu bahwa buah durian yang ia anggap selama ini mengerikan ini, ternyata isinya lezat.
Sama seperti manusia. Kalau kita belum menelusuri "isi" manusia dan hanya menilai "cangkang" nya saja. Kita tidak akan menemukan arti filosofis keberhargaan diri manusia seutuhnya.
Perlu perjalanan panjang nan perih untuk menguasai hal ini. Dimana kita merasakan kecewa karena dianggap sebagai seorang yang tak penting, dan merasakan penyesalan karena telah menganggap seorang itu tidak penting.
Isi seseorang tersebut bisa berupa Karakter yang menjiwai dan juga Ilmu pengetahuan yang luas, dan hal-hal lainnya yang bersifat Ruhani. Jangan mau tertipu oleh tampilan visual jasmaninya saja, siapa tahu seorang yang kita anggap tak penting itu malah menyelamatkan hidup kita, melalui doa-doa dan pertolongan tak disangka-sangka yang kita tidak ketahui.
Terkadang prasangka itu menyesatkan. Jadilah seorang yang kritis, dengan menggali kebenaran karena ketidak tahuan kita.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 22 April 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H