Sebagian orang tidak suka dinasihati, kejadian ini memang pernah dialami kebanyakan orang. Sebagai contoh guru Rian di kampus pernah bercerita beliau menasihat anak tetangganya untuk memperhatikan adab berbicara, namun apa responnya? Guru Rian malah kena semprot, "Siapa Ibu? Saya tidak diberi makan oleh ibu sebagaimana kedua orangtua saya memperlakukan saya." Memang tanggungjawab moril seorang Guru begitu besar demi membentuk karakter anak bangsa.
Padahal Al-Quran Surah Al Asr, menyebutkan kewajiban bagi kita untuk saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. Sebagai sesama kaum muslimin, saling menguatkan dengan rumus kehidupan Al Asr tentu tepat sekali untuk diimplementasikan.
Namun memang masih ada yang mempermasalahkan apa isi nasihat kita, dan siapa yang menasihatinya.
Maka perihal siapapun yang merespon senang atau tidak senang akan dinasihati, adalah tanggungjawab penuh yang diberikan nasihat. Ia bertanggungjawab pada dirinya sendiri atas responnya yang ia berikan kepada sang penasihat.
Rasa senang atau tidak senang bukan menjadi bagian dari nasihat seorang penasihat. Namun menjadi penanda untuk menasihati diri yang dinasihati tersebut.
Sebenarnya selama nasihat itu benar dan menyelamatkan, baik diliputi perasaan senang atau tidak senang, aku wajib melaksanakannya.
Kita bertanggungjawab pada diri kita sendiri, terkadang perasaan tidak senang itu dijadikan kita pembenaran untuk menyanggah nasihat. Padahal aku sedang berhadapan dengan diriku sendiri.
Tanggungjawab atas respon yang ku berikan kepada sang penasihat. Sang penasihat sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, sekalipun omongannya pedas dan menyakitkan hati, sejatinya ia berupaya untuk menyelamatkan kita. Tergantung bagaimana kita memaknai nasihat tersebut.
Kalau kita tidak mau diselamatkan melalui nasihat sang penasihat, kita harus siap dengan konsekuensi yang menanti kita didepan mata.
Credit Points for: Kisah Inspiratif Instagram Bapak Prasetya M. Brata tentang makna sebuah nasihat.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 19 April 2022.