Rian mengamati seluruh kehidupan dalam satu teropong hidup skala kecil, yang mungkin mewakili seluruh, yang mana berbagai Paradigma dapat kita pergunakan lalu kita ganti sesuai dan tepat konten dan konteks/situasi. Yang diantaranya:
1. Grow your Own Food
Menjadi seorang yang gemar dalam kegiatan penuh produktivitas demi pemenuhan hidup keluarga (minimal) hingga bertetangga dari lingkaran terdekat hingga terluas, adalah keputusan bijak, terlebih dimasa krisis.
Contoh kecil pelaksanaan paradigma ini salah satunya adalah menanam tanaman bermanfaat yang buahnya ataupun daun, umbi dan sebagainya bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi sehari-hari di sebuah pot atau media tanam seperti polyback, walau segala keterbatasan ruang dan tempat, namun tidak menghalangi untuk berkarya demi pemenuhan hidup sehari-hari.
Bukankah suatu kebermanfaatan hidup jika kita bisa memberi tetangga kita hasil panen dari hasil tanam kita tersebut? Walau dinilai sedikit, bukan masalah sedikitnya, tapi kepedulian kitalah yang begitu berharga dimata tetangga kita.
Contoh besar pelaksanaan paradigma ini adalah negara tidak membiarkan komoditi bocor dikirim ke luar negeri hanya demi lembaran uang. Namun negara menjadikan komoditi yang diproduksi Lembaga Berwenang hingga Swasta yang sudah diolah, untuk dirasakan kebermanfaatannya merata hingga seluruh daerah.
Maka kita menumbuhkan 'lumbung padi' kita agar dapat dinikmati hasilnya oleh seluruh penduduk bumi negeri, bukan untuk dinikmati negara lain yang tidak ada pertanggungjawabannya kepada negeri kita. Jika tetangga negeri kita sedang dilanda krisis, kita bisa menolongnya demi memenangkan hati penduduk negeri tetangga tersebut.
Dimulai dari memakmurkan diri, kemudian bertetangga hingga meluas pada negeri. Inilah kemuliaan paradigma ini.
2. Simple living high thinking
Hidup sederhana, namun dipenuhi pemikiran yang kritis adalah 'koentji' kesuksesan hidup.
Dengan hidup sederhana, kita bisa merasa seluruh tataran hidup dan menjadi akrab dengan golongan masyarakat kebawah tanpa ada 'beban' yang mesti kita ungkap. Dengan hidup sederhana kita menjadi bijak memaknai hidup, karena kita dapat merasakan arti penderitaan dan kesengsaraan yang dirasakan orang-orang yang nasibnya jauh dibawah kita, suatu bentuk kerelaan kita untuk mau memahami asa dan cita orang-orang yang masih berjuang demi isi perutnya dan demi dimana ia tinggal layak.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!