Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manfaat Mempelajari Pengetahuan Triangle Meta (Episode 7) - How to Response

14 Maret 2022   07:30 Diperbarui: 14 Maret 2022   08:38 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Karya Pribadi menggunakan Powerpoint dan Adobe Photoshop

Selamat berjumpa kembali di episode kelanjutan Manfaat Mempelajari Pengetahuan Triangle Meta.

Pada Episode ini dengan singkat, Rian mengulas Episode sebelumnya (bisa di akses di sini) untuk lebih lengkap lagi bagaimana cara merespon dengan karunia Akal yang Allah berikan pada kita.

Selamat Membaca!

Setiap bagian otak memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, untuk bagaimana merespon.

Reptilian Brain bisa menjadi efektif dan relevan (dengan fungsi 5F, Fight/berkelahi, Flight/Lari, Freeze/Diam, Feed/Makan, dan Fuck/Bereproduksi) digunakan apabila kita berhadapan dengan masalah yang membahayakan. 

Misal kita lari (Flight) dari serangan gigitan ular, tentu ini relevan karena menyelamatkan kita dari situasi yang kita tidak memiliki ilmunya. Atau kita lebih baik merespon diam (Freeze) dan mendengarkan, jika tak tahu ilmunya saat berkomunikasi dengan seorang yang ilmunya lebih luhur dari kita.

Mammalian Brain bisa menjadi efektif dan relevan (dengan fungsi Emosi dan Short-Term Memory) digunakan untuk menggunakan emosi marah untuk menyadarkan seseorang yang lalai dalam menaati aturan, namun masih ada dua kemungkinan terjadi, apakah kita balik disemprot dengan kemarahan sang pelaku yang melanggar aturan, atau sang pelanggar aturan menyadari kesalahannya. 

Maka jika jika berkeinginan untuk meluapkan emosi amarah, kita harus memiliki wewenang yang kuat pada seorang yang kita marahi agar resiko diatas dapat terminimalisir. 

Contoh: sang ibu memarahi anaknya karena tidak disiplin, karena sang ibu memang cintanya selalu terbukti kepada anaknya, maka otomatis sang anak meminta maaf dan berjanji untuk tak mengulang kesalahan yang membuat emosi sang ibu, karena takut kehilangan cinta sang ibunda.

Human Brain (Neo-Cortex dan Pre-Frontal Cortex) bisa menjadi efektif dan relevan jika kita gunakan untuk berproses dengan segala sumber daya akal kemanusiaan untuk mengambil keputusan pada situasi krisis ataupun genting. Contoh seperti sang Dokter yang memutuskan untuk amputasi kaki pasien yang sudah tidak bisa digunakan lagi, karena dapat membahayakan fisik pasien akibat infeksi jika tidak ditindak secara medis.

Maka optimalkanlah segala anugerah Tuhan berikan pada kita dengan karuniaNya kita memiliki Otak untuk berakal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun