Selamat jumpa kembali sobat Kompasiana!Izinkan Rian menuliskan sebuah puisi dalam mode postingan "Sehampar Puisi Berbait". Hanya ada satu judul puisi dalam mode ini.
Selamat menikmati!
***
Judul : Gemercik Rintihan Tasbih Dibalik Sunyi
Malam menjelang, tangis haru dalam derita…
Diantara ucap qalbu ini merasa…
Kupegang erat tasbih dengan merana…
Bukankah hamba telah berjuang dalam titah Yang Kuasa?
Mengapa setiap kucinta, pergi tertinggal dari hadap pandang?
Kupunya raganya namun tidak jiwanya?
Apakah takdir bicara bahwa sendiri adalah jawaban?
Gemercik rintihan tasbih di balik sunyi…
Dengan rasa pasrah ku munajatkan doa pada-Nya yang terkasih…
Seandainya detik ini aku tinggalkan fananya bumi…
Kumohon sedetik saja aku dapat melihat tawa seorang yang kukasihi…
Gembira dan bahagia atas juangku selama ini…
Bukankah pilu dan pedih ini tak akan berarti?
Jika suasana dunia masih saja penuh rasa sedih?
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 1 Maret 2022.
***
Sekian sampai jumpa di tema puisi episode berikutnya!
Puisi berikutnya: Guratan Pena Laksana Jiwa