Mohon tunggu...
intar nindytha
intar nindytha Mohon Tunggu... -

kelahiran Manokwari 24 tahun yang lalu. Tumbuh dewasa lebih cepat daripada seharusnya. memiliki selera humor yang kering, cenderung sarkas. Pemimpi tunggal. Pantang menyerah.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Penggusuran Parkir Taman Suropati

15 Juni 2016   09:32 Diperbarui: 15 Juni 2016   09:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam kemarin, saya ingin berbuka di alam bebas sehingga bisa menghirup udara segar. Saya memutuskan untuk duduk-duduk di taman suropati. Sepeda motor kami parkir di pinggir taman, seperti hari-hari biasanya.

Sekejap saja, kenyamanan kami terganggu dengan kedatangan 2 mobil polisi dan satu mobil dishub. Mereka mengambil pengeras suara dan berteriak dengan lantang bahwa area pinggir taman senopati tidak boleh menjadi tempat parkir. Buru-buru saya ambil motor saya, lalu berusaha saya pindahkan ke tempat lain. Tapi memang kekurangan taman ini adalah tidak adanya tempat parkir, tidak seperti taman menteng yang dibangun dengan tempat parkir tingkat empat.

Loh, tunggu dulu. Justru itu, jika mereka mengusir pengunjung taman menteng yang parkir dipinggir jalan baru masuk akal. Karena taman menteng memang punya lahan parkir yang cukup. Bukannya kami mau parkir dipinggir jalan, tapi memang sarananya tidak ada. Bukankan pak gubernur kita berani menggusur mereka yang tinggal di kampung pulo setelah membuatkan mereka rumah susun?

Orang-orang berseragam itu benar-benar tidak beretika. Mereka berkoar-koar memerintahkan kami memindahkan sepeda motor kami tanpa ada jeda waktu. Saya lihat ada beberapa motor yang bannya sudah rata dengan tanah. Anginnya sudah dikeluarkan dari ban motor mereka. Ini kan semena-mena sekali, memangnya ada tempat mengisi angin untuk mereka di daerah menteng yang elit?

Orang-orang berseragam itu juga memarkirkan kendaraannya di pinggir taman suropati. Kalau saja tadi saya tanya, pasti mereka juga bingung. Ya mau parkir dimana lagi kalau mau ke taman itu? Satu-satunya ya hanya dipinggir jalan. Lagipula, parkir motor ditaman suropati hanya akan ramai setelah matahari terbenam. Ketika jumlah kendaraan bermotor tidak lagi memenuhi jalanan Jakarta. Kebijakan yang aneh sekali.

Oh iya. Ketika pulang dari taman Suropati, tidak jauh dari sana markas besar salah satu partai yang punya mars sendiri itu sedang ada acara. Entah buka bersama, juga ada semacam bazar di daerah rumahnya, diliput (tentu saja)oleh stasiun televisi miliknya sendiri. Jika ada acara seperti itu tentu saja, mobil akan membludak ke jalan dan membuat macet jalanan utama menteng raya. Ada dua baris mobil parkir paralel disana, dijaga juga oleh rekan yang juga berseragam. Anehnya, tidak ada satupun ban mobil mereka yang kempes.

Kenapa ya?

Adakah bedanya mobil mereka dengan mobil kami? Apakah ini memang kebetulan semata, bahwa kami diusir karena dianggap mengganggu oleh salah satu oknum saja? Jadi siapa yang mereka bela, kami atau mereka?

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun