Â
Pernyataan "Mending jualan es teh daripada jualan agama!" viral di media sosial, khususnya instagram. Kejadian ini bermula dari candaan Gus Miftah kepada seorang penjual es tes saat pengajiannya mengundang banyak perhatian netizen. Banyak yang menganggap bahwa candaan tersebut kurang pantas bagi seorang pemuka agama, terutama karena dianggap merendahkan penjual yang tengah mencari nafkah.
Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Gus Miftah terlihat menyampaikan candaan tersebut kepada penjual es teh yang berjualan di antara para jamaah pengajian. Peristiwa ini terjadi saat acara "Magelang Bersholawat" di Lapangan Drh. Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, pada Rabu (20/11/2024). Awalnya, para penonton meminta Gus Miftah untuk memborong dagangan seorang penjual es teh. Namun, ia justru bertanya "Es tehmu jek akeh ora? (Es tehmu masih banyak nggak?) Masih? Yo kono didol ( Ya sana dijual) go*l*k!". Candaan tersebut diikuti gelak tawa beberapa orang di atas panggung, termasuk seseorang di sebelah Gus Miftah yang tertawa keras., sehingga memicu kemarahan netizen saat menyaksikan video tersebut.
Salah satu unggahan video di TikTok oleh akun @Akuratco menarik banyak komentar. Salah seorang netizen menghubungkan jumlah dagangan penjual es teh dengan Qur'an Surat Ar-Ra'd ayat 5. Dalam video tersebut, terlihat penjual membawa 13 botol air mineral dan 5 gelas es  teh, yang diartikan oleh netizen merujuk pada ayat tersebut. Berikut bungi ayatnya:
Terjemahan (Kemenag 2019):
"Jika engkau (Nabi Muhammad) heran, (justru) yang mengherankan adalah ucapan mereka (orang-orang kafir), "Apakah bila kami telah menjadi tanah, kami benar-benar akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" Mereka itulah orang-orang yang kufur kepada Tuhannya. Mereka itulah orang-orang (yang dilekatkan) belenggu di lehernya. Mereka adalah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."
Kaitan ayat ini dengan kejadian tersebut dapat dimaknai sebagai pengingat untuk berhari-hati dalam berbicara, terlebih lagi seseorang yang dianggap sebagai panutan umat. Ayat ini menegaskan bagaimana ucapan yang tidak tepat dapat menunjukkan kelalaian terhadap Tuhan. Dalam konteks candaan Gus Miftah, netizen menilai bahwa sikapnya berpotensi menyakiti hati seorang penjual yang tengah berusaha mencari rezeki secara halal. Ayat ini juga mengingatkan untuk tidak meremehkan hal-hal kecil, karena semuanya memiliki makna yang dalam dalam kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H