Mohon tunggu...
Intan Nur Hapsari
Intan Nur Hapsari Mohon Tunggu... -

Kegagalan tidak boleh menjadikan saya seorang PENGECUT!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengelana Melintasi Waktu

6 Desember 2016   15:05 Diperbarui: 6 Desember 2016   15:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran Karya Seni Rismanto "Awas Spoor" berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta. Saat memasuki ruang pameran, pengunjung akan disuguhkan sebuah penggalan rel pendek yang didesain sedemikian rupa agar terlihat seperti aslinya dan juga ditambahkan batu-batuan disamping kanan-kirinya, serta tidak lupa diputarkan musik atau nada khas pada umumnya pada kereta api. Disana pun juga disediakan beberapa kursi tunggu untuk duduk, sehingga kita akan benar-benar merasa didalam sebuah stasiun kereta api.

Mengulas mengenai sejarah dari sepur atau kereta api ini sendiri, pertama kali diperkenalkan oleh William Murdoch  yang merupakan seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris pada tahun 1784. Sedangkan jalur relnya sendiri telah diciptakan terlebih dahulu pada tahun 1630 di Inggris, karena sebelumnya kereta api itu sendiri ditarik oleh kuda untuk mengangkut batu bara dari pertambangan. Dan pada akhirnya kereta api lokomotif uap pun tercipta dan disempurnakan oleh seorang Insinyur Rel Kereta Api, George Stephenson pada tahun 1815. Beliau berkata bahwa "Imajinasi lebih penting dari pengetahuan. Pengetahuan itu terbatas, sedangkan imajinasi merangsang kemajuan yang melahirkan evolusi".

Dari pameran "Awas Spoor" ini, Rismanto berkarya berdasarkan pengalaman empiriknya mengenai kereta api. Karena menurutnya, dia harus terus berjalan dan bekerja, seperti lokomotif yang sedang melintas di jalan. 

Didalam pameran ini, menampilkan beberapa lukisan tentang kereta api yang disajikan terlihat sangat nyata saat kita melihatnya, dan juga terdapat beberapa miniatur dari kereta api itu sendiri yang menampakkan keaslian dari mulai guratan-guratan khasnya sampai karat-karat yang menempel pada besi tersebut. Karya seni yang sederhana, namun mengandung estetika tinggi saat kita mencoba untuk memaknainya lebih dalam.

Sekian dan terima kasih. Sore.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun