Mohon tunggu...
Intantya Purwoko Putrie
Intantya Purwoko Putrie Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Proffessional writer. Author of compilation books Terima Kasih Ayah (2013). Freelancer. Passionate photographer. Happy blogger. Lifetime learner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pantai Bondo, Pesona Alam Jepara yang Tersembunyi

19 September 2012   11:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:14 6169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi Kartini seakan menyapa dengan anggun, keelokan suasana kota pesisir seakan membawa saya untuk bergegas mengunjungi pantai-pantai yang berjejer di kota Jepara. Hari itu, angin membawa saya berkunjung ke Pantai Bondo, satu pantai yang letaknya cukup jauh dari Jepara, tepatnya di Desa Bondo, kecamatan Bangsri. Jika ditempuh dari pusat kota, diperlukan waktu kurang lebih 45 menit untuk sampai ke pantai ini.

Pantai Bondo terkesan ‘tersembunyi’, karena dalam perjalanan menuju ke pantai kita akan disuguhi pemukiman penduduk desa, kemudian kita juga akan melewati hutan jati, yang kabarnya hutan jati ini baru saja dijarah atau dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Saat ini, hutan jati itu tetaplah menjadi hutan jati, hanya saja tidak serindang dulu, 5 tahun yang lalu, terakhir saya mengunjungi pantai Bondo.

Untuk memasuki wilayah Pantai Bondo, kita tidak perlu membayar tiket masuk atau tiket parkir sekalipun. Masih gratis. Entah kenapa pantai ini tidak lantas diberdayakan oleh masyarakat setempat untuk dikelola secara serius menjadi objek wisata, padahal pantai ini memiliki panorama yang tak kalah indah dari pantai-pantai lainnya. Sebenarnya, pantai ini sudah terdaftar di kepariwisataan kota Jepara, bersama pantai-pantai Jepara lainnya yang cukup terkenal, seperti Pantai Kartini, Pantai Bandengan, dan lain-lain. Mungkin karena letaknya yang ‘tersembunyi´ dan jauh dari pusat kota, sehingga nampaknya hal itulah yang menyebabkan Pantai Bondo jarang terjamah oleh wisatawan mancanegara ataupun domestik.

Sesampainya disana, pasir putih seakan memanggil-manggil meminta dipijak. Ombak kecil seperti menyusul menyentuh kaki. Di Pantai Bondo, kita bisa mandi air laut. Lautnya dangkal, airnya jernih, dan ombaknya mati. Tempat bilas juga tersedia, tak jauh dari ‘laut ombak mati’. Disana kita juga akan bertemu dengan para nelayan yang sedang mencari ikan, untuk langsung dijual ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terletak tak jauh dari kawasan ‘laut ombak mati’ ini.

[caption id="attachment_206635" align="aligncenter" width="300" caption="Pasir putih dan debur ombak di Pantai Bondo"][/caption]

[caption id="attachment_206636" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Bondo, garis laut."]

1348050954762297167
1348050954762297167
[/caption]

Sepanjang mata memandang, laut biru memang menggemaskan. Garis batas serasa meminta untuk ditarik, menikmatinya sampai nanti waktu pulang. Sembari menikmati indahnya pantai, kita bisa juga menikmati makanan-makanan ringan yang dijual oleh warung-warung di pinggir pantai. Ya, warung-warung tersebut ialah milik penduduk setempat.

Kapal-kapal nelayan bergerak berlalu-lalang. Terlihat aktivitas mereka mencari ikan demi sesuap penghasilan. Gigih. Mereka terlihat cuek dengan wisatawan-wisatawan yang datang mengunjungi pantai tempatnya bekerja. Ya, sendiri-sendiri. Yang bertamasya, yang bekerja. Kemudian mereka terlihat ramah, setelah mereka menepikan perahunya, dan menginjak pasir. Barangkali kita membutuhkan bantuan, tak perlu sungkan untuk menanyakan kepada mereka, sekiranya mereka mau membantu.

1348051788189264636
1348051788189264636

[caption id="attachment_206639" align="aligncenter" width="300" caption="Sang Nelayan"]

13480520231335637003
13480520231335637003
[/caption]

Bagi Anda yang menyukai makanan berbahan dasar seafood, datanglah pada pagi hari ke pantai ini, tepatnya ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang masih satu kawasan di Pantai Bondo. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ini hanya ada pada pagi hari, dimana saat itu para nelayan menyetorkan hasil tangkapannya kepada para tengkulak atau distributor. Suasananya ramai, kita akan bertemu dengan para pedagang-pedagang ikan yang membeli ikan disana untuk dijual kembali. Ikan yang ada tentunya fresh, dan harganya jauh lebih murah. Tak perlu khawatir, untuk mendapatkan harga murah tersebut kita tidak diharuskan untuk membeli ikan dalam jumlah banyak. Seekor ikan besar pun, kita akan mendapatkan harga yang sama dengan pedagang-pedagang biasanya. Menarik bukan? Jika pagi hari anda mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ini, selanjutnya kita bisa menikmati sejuknya pagi dan sunrise dari bibir pantai.

[caption id="attachment_206647" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Tempat Pelelangan Ikan Pantai Bondo"]

13480530121583197109
13480530121583197109
[/caption]

Menyenangkan? Pasti. Jika memang Anda penyuka pantai dan pencinta laut, jangan lupa berkunjung kesini. Pantai tersembunyi di pesisir Jepara.  Ohiya, untuk mengunjungi pantai ini, paling tidak kita harus menggunakan kendaraan sendiri, karena tidak ada kendaraan umum untuk menuju pantai ini. Jika berkunjung kesini, jangan lupa juga untuk mencoba kuliner khas Jepara, yaitu minuman yang bernama Pleret. Biasanya penjual pleret banyak ditemui di sekitar hutan jati sebelum pantai Bondo. Sepertinya minuman Pleret ini benar-benar hanya ada di Bangsri dan sekitarnya, karena ke daerah manapun saya berpijak, tidak pernah menemukan penjual minuman ini..

[caption id="attachment_206660" align="aligncenter" width="300" caption="Es Pleret."]

13480550341378010534
13480550341378010534
[/caption]

Satu harapan saya, semoga pemerintah setempat lebih gencar mempromosikan Pantai Bondo sebagai tempat wisata pantai yang recommended. Sehingga, pantai ini lebih terurus, dapat dikelola secara resmi tanpa harus merugikan penduduk yang bermukim di lingkungan pantai. It's hidden paradise, right? :)

Dokumentasi foto : Pribadi

Not allowed to copy & paste photo without permission. Copyright of Intantya Putrie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun