Tantangan terbesar pada anak dengan adanya pandemi adalah tumbuhnya risiko yang berpengaruh pada perkembangan kemampuan kognitif, perilaku dan emosional bahkan juga mengalami bahaya fisik yang dapat mengakibatkan penurunan atau keterlambatan tumbuh kembang secara keseluruhan. Sehingga dapat mempengaruhi kehidupan anak di masa depan. Masa depan generasi bangsa terkait pandemi dapat ditingkatkan dengan mengetahui tanda dan penyebab pandemi, apa yang sebaiknya dilakukan sebelum dan saat pandemi dan keterampilan untuk bertahan hidup.Â
Di tengah keadaan dan kondisi sekarang, kreatifitas dan keaktifan para orang tua harus hadir disaat pembelajaran yang dialihkan bersama orangtua dirumah, setiap kegiatan pengajaran yang dilakukan bersama anak haruslah dengan cara yang asyik dan menyenangkan bagi anak yaitu dengan konsep bermain.
Jika para orang tua tidak dapat membuat suasana asyik dan menyenangkan, akan berakibat kepada kejenuhan/kebosanan, dan berujung pada masalah perilaku pada anak, atau anak akan beralih kepada aktivitas-aktivitas yang bersifat pasif dengan bermain handphone/gadget, dan menonton televisi dalam jangka waktu yang lama.
Dalam masa ini orang tua dapat mengembangkan kognitif anak dengan tahap praoprasional. Pada tahap ini, yaitu usia sekitar 2 tahun sampai 7 tahun anak semakin banyak belajar, ia mulai membedakan dirinya dengan lingkungannya. Pada tahapan ini cara berfikir anak masih didominasi oleh bagaimana hal-hal atau benda itu tampak. Mereka masih kesulitan untuk memikirkan dan menyatakan sesuatu yang tidak kelihatan bentuknya.
Karakteristik pada tahap pra operasional ditandai dengan: 1) Individu telah mengkombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi, 2) Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide, 3) Individu telah mengerti adanya sebab akibat dalam suatu peristiwa konkrit, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat, 4) Cara berfikir individu bersifat egosentris yang ditandai dengan tingkah laku sebagai berikut: a) Berfikir imanigatif, b) Berbahasa egosentris, c) Memiliki aku yang tinggi, d) Menampakkan doronganingin tahu yang tinggi, e) Perkembangan bahasa mulai pesat. (M. Astrori, 2003:41)
Pengembangan kemampuan dasar yang berkaitan dengan ukuran diperoleh dari pengalaman anak pada waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya pengalaman yang berhubungan dengan membandingkan, mengklarifikasikan, dan menyuruh atau mengurutkan benda-benda. Kegiatan-kegiatan informal yang dapat dilakukan anak dalam mengembangkan kemampuan dasar yang terkait dengan ukuran adalah seperti:
1) Membandingkan mana yang lebih tinggi antara seorang anak dengan temannya.
2) Mengukur panjang ruangan dengan menggunakan langkah kaki anak.
3) Menghitung jumlah air untuk mengisi botol dengan menggunakan ukuran cangkir air.
4) Menemukan benda yang paling besar dan yang paling kecil yang ada di dalam suatu ruangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H