Mohon tunggu...
Intan Tiara Dewi
Intan Tiara Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menulis adalah seni memilih kata-kata yang membuka jendela pikiran. Sebagai mahasiswa, saya membangun pengetahuan. Konten teknologi adalah cara saya berbagi wawasan tentang perubahan modern.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengurai Dampak Kebijakan Antidiskriminasi terhadap Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Fintech: Perspektif

23 November 2023   13:29 Diperbarui: 23 November 2023   13:43 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era transformasi digital, penerapan algoritma dan kecerdasan buatan (AI) semakin mendominasi keputusan bisnis, khususnya dalam sektor finansial. Sebuah penelitian yang menarik dari "Manufacturing & Service Operations Management" oleh Kelley, Anton, dan David, yang diterbitkan oleh INFORMS pada tahun 2022, membahas dampak kebijakan antidiskriminasi terhadap diskriminasi berbasis gender dalam model kecerdasan buatan yang digunakan oleh perusahaan fintech. Bagaimana temuan ini dapat dihubungkan dengan konteks Indonesia? Mari kita temukan jawabannya.

Era Transformasi Digital dan Kecerdasan Buatan di Indonesia

Seiring dengan globalisasi, Indonesia menjadi saksi dari perubahan paradigma bisnis yang didorong oleh kecerdasan buatan. Namun, di tengah lonjakan inovasi ini, muncul pertanyaan serius tentang dampak diskriminasi yang mungkin muncul dalam pengambilan keputusan berbasis algoritma, terutama dalam sektor fintech yang berkembang pesat di Indonesia.

Analisis Terhadap Dampak Kebijakan Antidiskriminasi

Kontribusi Penelitian:

Kelley, Anton, dan David dalam penelitiannya memberikan kontribusi signifikan dengan menganalisis dampak rezim antidiskriminasi terhadap diskriminasi berbasis gender, pemacu diskriminasi dalam model pembelajaran statistik dan mesin, dan berbagai pendekatan untuk mengurangi diskriminasi dalam pembelajaran mesin. Fokus pada diskriminasi gender memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana berbagai rezim dapat mempengaruhi pria dan wanita secara berbeda.

Manfaat Praktis:

Pentingnya mengizinkan perusahaan fintech untuk mengumpulkan dan menggunakan atribut yang dilindungi, seperti gender, dalam model-model mereka membuka peluang untuk mengevaluasi bias potensial dan mengurangi diskriminasi melalui pendekatan seperti down sampling, hyperparameter tuning, up sampling, dan probabilistic proxy modeling. Bagaimana hal ini dapat diterapkan di Indonesia?

Penerapan Praktis di Konteks Indonesia

Temuan penelitian menunjukkan bahwa memperbolehkan fintech untuk mengumpulkan dan menggunakan atribut yang dilindungi, seperti gender, dapat membantu menilai bias potensial dan mengurangi diskriminasi. Di Indonesia, di mana inklusi keuangan semakin menjadi sorotan, penerapan pendekatan ini dapat berarti bahwa pelanggan yang sebelumnya mengalami diskriminasi dapat menerima dukungan keuangan yang pantas. Ini juga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan pemberi pinjaman karena risiko gagal bayar dapat berkurang.

Namun, penting bagi perusahaan memiliki strategi komunikasi pelanggan yang kuat, menjelaskan manfaat penggunaan atribut pribadi, dan memberikan edukasi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap pendekatan ini.

Transformasi Digital di Indonesia: Tantangan dan Peluang

Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, dihadapkan pada tantangan dan peluang unik dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan. Sementara penerapan fintech memberikan akses keuangan yang lebih luas, ada kekhawatiran tentang bagaimana negara ini dapat mengelola dampak sosial dan ekonomi yang mungkin timbul dari adopsi teknologi ini.

Penelitian dan Keputusan Bisnis

Penelitian ini memberikan wawasan yang dalam tentang bagaimana penerapan kebijakan antidiskriminasi dapat membentuk praktik bisnis dalam menggunakan kecerdasan buatan. Bagaimana perusahaan di Indonesia dapat belajar dari temuan ini dan menerapkannya dalam kebijakan mereka?

***

Dalam mengevaluasi penelitian ini, kita harus menyadari bahwa Indonesia sedang berada dalam momen krusial dalam perjalanan transformasi digitalnya. Keberhasilan penerapan kecerdasan buatan di sektor fintech harus dilihat dari sudut pandang keadilan dan keberlanjutan.

Penelitian ini memberikan kontribusi yang berharga dalam menyoroti pentingnya keterlibatan aktif dalam merancang kebijakan untuk melindungi konsumen dan memastikan bahwa kecerdasan buatan tidak menjadi alat diskriminasi. Hal ini menggarisbawahi perlunya dialog terbuka dan berkelanjutan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sipil untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan kecerdasan buatan yang etis dan adil di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun