Setiap hari adalah perayaan kecil-kecilan bagi diriku. Aku belajar bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari pencapaian besar atau peristiwa luar biasa, tetapi juga dari menghargai momen-momen sederhana yang membuatku merasa betah di dunia.
Di suatu sore yang tenang, aku duduk sendirian di kamar kosku yang kecil dan sederhana. Suasana senja yang hangat dan sinar matahari yang memasuki jendela menghadirkan perasaan tenang di hatiku. Aku menggenggam secangkir teh hangat, dan aroma wangi teh itu memenuhi kamar.
Saat itulah aku merenung tentang perjalanan hidupku sebagai seorang mahasiswa yang tinggal jauh dari rumah. Sudah beberapa tahun sejak aku meninggalkan kota kelahiranku untuk mengejar impianku di kota ini. Awalnya, semua terasa begitu menantang. Menjalani kehidupan tanpa bantuan orang tua, belajar, dan bekerja sambil berusaha memahami arti sebenarnya dari kemandirian.
Dalam perjalanan ini, terkadang aku lupa untuk berterima kasih kepada diriku sendiri. Aku terlalu fokus pada tugas-tugas, ujian, dan pekerjaan paruh waktu yang menguras energi. Aku lupa bahwa ini adalah perjalanan yang juga patut diapresiasi dan dirayakan.
Aku merenung tentang momen-momen ketika aku berjuang keras untuk memahami pelajaran-pelajaran sulit. Kegelapan malam yang aku habiskan di perpustakaan atau kamar kosku, membaca buku tebal dan menulis tugas. Semuanya adalah investasi untuk masa depanku sendiri, dan aku pantas berbangga atas tekadku.
Kemudian, aku teringat pada semua teman yang telah aku temui selama perjalanan ini. Mereka adalah sahabat sejati yang selalu ada di saat-saat baik dan buruk. Bersama mereka, aku menghadapi candaan dan tawa yang membuat hidupku lebih berwarna. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari cerita hidupku.
Dalam keheningan itu, aku berpikir tentang mimpi-mimpi dan tujuan yang pernah aku tetapkan untuk diriku sendiri. Aku merasa bangga karena telah mencapai beberapa dari mereka. Meskipun masih banyak yang harus dicapai, aku menyadari bahwa setiap langkah kecil yang telah aku ambil merupakan pencapaian yang perlu dirayakan.
Aku menenggak tehku dan tersenyum. Terkadang, kita terlalu keras pada diri sendiri, terlalu sibuk mengejar apa yang belum tercapai, hingga kita lupa merayakan pencapaian-pencapaian kecil dalam perjalanan ini. Hari itu, aku memutuskan untuk merayakan diriku sendiri. Aku memutuskan untuk menghargai usahaku, kerja kerasku, dan semua perjuangan yang telah aku lalui.
Semua aku kurayakan, dari keberanianku untuk melangkah keluar dari zona nyamanku, hingga kerja kerasku yang tak pernah berhenti. Aku merasa bersyukur atas perjalanan ini, dan aku tahu bahwa masih banyak kisah indah yang menanti di masa depan. Aku bersyukur untuk diriku sendiri, dan dari hari ini, aku berjanji untuk selalu merayakan setiap langkah dalam perjalanan ini, sekecil apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H