Mohon tunggu...
dr. Intan Solihat Samsudin
dr. Intan Solihat Samsudin Mohon Tunggu... Dokter - General Practitioner

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kehamilan di Era Pandemi COVID-19

25 Agustus 2020   11:58 Diperbarui: 25 Agustus 2020   12:11 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Covid-19 merupakan penyakit baru yang muncul dengan peningkatan kasus dan kematian yang pesat sejak kali di identifikasi di Wuhan, China pada Desember 2019, penyakit ini menyerang sistem pernapasan dan penularan terjadi melalui droplet dari orang yang terinfeksi atau kontak langsung dengan permukaan yang terpapar droplet. Gejala yang paling sering timbul meliputi demam, batuk , dan kesulitan untuk bernapas. Gejala biasanya muncul setelah 2 hingga 14 hari terpapar dari virus. Namun, beberapa orang dengan Covid-19 tidak bergejala sama sekali atau hanya memiliki gejala ringan.

Pertanyaan yang sering kali terdengar meliputi: Apakah saya memiliki risiko yang lebih besar untuk terdiagnosis Covid-19 karena saya hamil? Bila saya terinfeksi virus ini apakah bayi saya akan terkena dampaknya?

Covid-19 merupakan penyakit baru yang sampai saat ini masih terus diteliti. Dari berbagai penelitian kebanyakan menyimpulkan bahwa kehamilan menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap gejala Covid-19 yang berat karena sisten kekebalan tubuh wanita hamil berubah sehingga wanita hamil berisiko untuk memiliki gejala yang berat dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. 

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per tanggal 10 agustus menunjukan angka 127.083 kasus positif di Indonesia di mana 4.9% merupakan pasien dengan kehamilan. Meskipun begitu, penelitian menyimpulkan bahwa risiko kematian pada wanita hamil dengan COVID-19 tidak lebih tinggi dengan wanita yang sedang tidak hamil.

Kehamilan dan Covid-19

Menurut data penelitian yang dilakukan antara perbandingan gejala klinis dan komplikasi pada wanita hamil dan wanita tidak hamil terhadap Sindrom Pernapasan Akut Berat menunjukan bahwa temuan klinis dan laboratorium wanita hamil serupa dengan populasi wanita tidak hamil dan hasil radiografi dan CT-Scan dada menunjukan gambaran pneumonia pada semua pasien, namun gejala klinis lebih berat umum terjadi pada wanita hamil, meliputi: waktu tinggal di rumah sakit yang lebih lama, secara statistik lebih signifikan untuk berkembang menjadi gagal ginjal akut, sepsis, hingga DIC dan cenderung memerlukan perawatan di Unit Perawatan Intensif. 40% wanita hamil juga membutuhkan ventilasi mekanis dibandingkan dengan 13% pasien yang tidak hamil. Selain itu, wanita hamil yang terinfeksi virus pernapasan lain seperti Influenza H1N1 dan SARS-CoV, dilaporkan mengalami lebih banyak efek samping pada janin, misalnya keguguran pada trimester pertama, gawat janin, dan hambatan pertumbuhan intrauterine. Namun wanita hamil yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan dapat diisolasi dengan aman dirumah dan tetap dilakukan follow up.

Apa yang harus dipertimbangkan sebelum anda pergi ke tempat umum ?
Kunjungan kehamilan tetap harus dilakukan, namun tidak ada cara untuk memastikan  anda tidak memiliki risiko infeksi sehingga penting untuk mempertimbangkan risiko sebelum memutuskan untuk pergi ke tempat umum dan mengambil langkah pencegahan dan tindakan perlindungan terhadap riisko penularan virus. Wanita hamil dan orang yang tinggal Bersama harus mempertimbangkan riiskonya sebelum memutuskan untuk pergi ke tempat umum dan memastikan mereka mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

Apa yang harus wanita hamil lakukan untuk menghindari virus penyebab Covid-19

  • Tetap menjalani kunjungan kehamilan
  • Meminimalisir kontak dengan orang lain
  • Tinggal dirumah sebanyak mungkin
  • Membatasi jarak kurang lebih 1-2 meter dari orang lain
  • Gunakan masker
  • Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sesering mungkin
  • Hindari menyentuh mata, hidung dan bagian mulut

Bayi Baru Lahir dari Ibu dengan Kasus Suspek atau Terkonfirmasi Covid-19

Bayi baru lahir dapat terinfeksi virus yang menyebabkan Covid-19 setelah kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif. Beberapa kasus menunjukan hasil tes positif setelah bayi lahir namun belum diketahui apakah bayi tersebut mendapat virus tersebut saat sebelum dilahirkan, saat proses persalinan, atau setelah proses persalinan. Secara umum bayi baru lahir yang terkonfirmasi positif Covid-19 menunjukan gejala ringan bahkan tidak bergejala dan pulih sepenuhnya. Namun, pemisahan sementara bayi baru lahir dari ibu dengan suspek atau kasus terkonfirmasi Covid-19 harus dipertimbangkan untuk mengurangi risiko penyebaran virus ke bayi.

Menyusui 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun