Mohon tunggu...
sholihatntan
sholihatntan Mohon Tunggu... Lainnya - pegiat literasi

pegiat literasi yang masih belajar sepanjang waktu ~ Ambivert~

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Menghindari Trend Barcode Pada Remaja

29 Oktober 2024   12:00 Diperbarui: 5 November 2024   13:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, marak beredar trend barcode di kalangan remaja. Hingga kini trend barcode masih sering ditemukan. Barcode banyak ditemukan pada remaja, dengan rentang usia 11-20 tahun, baik berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Trend ini termasuk ke dalam tindakan self-harm (menyakiti diri sendiri) sebagai bentuk pernyataan bahwa orang yang melakukan barcode sedang mengalami tekanan psikologis, berupa stress berat, frustasi atau depresi. Trend barcode ditemukan dengan cara menyayat bagian tangan menggunakan alat berbahaya dan tajam seperti silet atau pisau. Sayatan tersebut yang diukir menggunakan silet atau pisau, berbentuk garis-garis  menandakan kode,“Saya sedang tidak baik-baik saja” atau “Saya depresi” atau “Saya frustasi”.

Trend barcode ini tentu sangat berbahaya bagi pelakunya. Selain bisa melukai fisik, karena sayatan yang terlalu dalam, trend barcode juga menyebabkan pelakunya, melakukan trend ini secara berulang. Trend barcode ini dianggap sebagai media menyalurkan ekspresi diri karena tekanan psikologis yang dialami. Trend barcode juga berpengaruh pada pola pikir seseorang terhadap pemecahan masalah . Orang yang terbiasa melakukan barcode akan mudah mengambil jalan pintas, ketika dia menghadapi masalah. Seringkali melampiaskan tekanan psikologis dengan cara menyakiti diri sendiri, dan salah satunya melakukan trend barcode ini.

Perlu perhatian orang terdekat dalam menghindari trend barcode. Di rumah, orang tua memberikan pola asuh yang sesuai dengan usia remaja, dimana usia remaja sangat rentan terpengaruh oleh hal-hal yang menurutnya baik sebagai ajang pencarian jati diri. Di sekolah guru juga memberikan teladan, membimbing serta melakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa selain dari kegiatan belajar mengajar. Namun, yang lebih penting adalah dorongan dari pelaku trend barcode ini, agar terhindar untuk tidak melakukannya. Berikut ada beberapa hal agar seseorang terhindar dari trend barcode.

Pertama, mendekatkan diri kepada Tuhan (sesuai agama dan keyakinan masing-masing). Kegiatan spiritual dapat bermanfaat dalam menjaga kesehatan kesejahteraan mental, penyakit mental dan pemulihan strees,frustasi, depresi. Yang termasuk kedalam kegiatan spiritual, adalah beribadah atau berdo’a. Beribadah bisa dikaitkan dengan seseorang agar memiliki kesehatan mental yang positif. Hal ini tekanan psikologis yang dirasa berat dapat melebur ketika seseorang berdo’a kepada Tuhannya. Sebuah bentuk penghambaan yang membuat hati tentram ketika seseorang berdo’a sehingga dia berpikir bahwa masalah besar yang menimpanya, tidak ada apa- apanya dibandingkan dengan kuasa Tuhannya.

Kedua support system orang terdekat, orang terdekat yang waktunya banyak bersama dengan remaja adalah orang tua. Remaja yang sedang dalam masa pencarian jati diri sebaiknya selalu didampingi perkembangannya. Karena diluaran sana remaja akan banyak menyerap informasi dan juga kebiasan kebiasan yang tidak ditemukan dalam  keluarga baik yang bersikap positif maupun negatif. Jadilah orang tua yang bisa menyempatkan waktu untuk anak remajanya bercerita, apa yang dia alami pada hari itu, baik di rumah , sekolah atau tempat tempat yang dia kunjungi. Selain itu, orang tua mencari tahu, siapa teman bergaul anak remajanya, karena biasanya peran teman sebaya berpengaruh pada kebiasaan, maupun pola pikir remaja.

Ketiga, lakukan kegiatan journaling. Journaling adalah kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Tulisan inilah sebagai ekspresi menyalurkan perasaan senang, sedih, marah, kecewa dan sebagainya. Tidak perlu menggunakan media yang mahal atau mewah, kegiatan journaling bisa dilakukan secara bebas, sesuai dengan media yang ada. Jika nyaman menuliskan tulisan di buku catatan, maka bisa menggunakan buku catatan yang sudah kita miliki. Waktu journaling juga tidak ditentukan, bisa dilakukan di pagi hari, siang hari, sore hari ataupun malam hari sebelum menutup aktivitas kita, dengan beristirahat. Umumnya journaling dilakukan di pagi hari, dan malam hari. Journaling di pagi hari biasanya berisi perasaan ketika bangun tidur pada hari itu dan agenda kegiatan yang akan dilakukan. Adapun journaling di malam hari, berisi perasaan yang kita rasakan pada hari itu, maupun aktivitas atau kegiatan yang telah dilaksanakan Journaling ini dianggap efektif untuk menghindari seseorang dari trend barcode, karena dengan tulisan yang kita buat perasaan emosional tertuang didalamnya

Keempat melakukan hobi. Hobi dari setiap individu berbeda-beda. Ada hobi yang memerlukan biaya fantastis ada juga hobi yang dapat dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari. Dengan melakukan hobi, tidak akan terbesit dalam pikiran kita untuk menyakiti diri sendiri ketika menemukan masalah yang menyebabkan stress, frustasi atau depresi. Hobi juga dilakukan tidak terbatas waktu, dengan tidak mengganggu waktu untuk mengerjakan tugas utama atau pekerjaan kita. Ada beberapa hobi yang dapat membantu kita, agar terhindar dari trend barcode. Hobi menulis, berkebun, traveling, memasak atupun melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga/

Kelima datangi tenaga medis bidang psikologi. Jika kita sudah mengalami stress berkepanjangan, depresi berat ataupun frustasi, tidak salahnya menemui atau bercerita kepada tenaga media ahli bidang psikologi. Mereka yang paham dan menguasai di bidangnya, akan membantu kita dalam menghadapi masalah, memang tidak akan langsung menemukan solusi. Namun dalam hal ini pendampingan, serta perhatian mereka juga sangai berarti dan membantu kita ketika menghadapi tekanan psikologis. Bagi yang masih memikirkan biaya, sekarang di PUSKESMAS tersedia layanan konseling bagi siapa saja yang memerlukan penanganan tenaga medis bidang psikologi

Trend barcode sangat berbahaya, maka beberapa hal di atas bisa dicoba untuk menghindarinya. Perlu dorongan dari diri remaja itu sendiri, beserta bantuan orang tua di rumah dan guru di sekolah.  Tidak ada manfaat yang dapat diambil dari trend barcode. Jika sedang mengalami tekanan masalah psikologis sebaiknya disampaikan atau diceritakan kepada orang lain yang menurut kita tepat. Atau bisa disalurkan dengan beberapa kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun