Mohon tunggu...
Intan ShellyAmanda
Intan ShellyAmanda Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN Jember

English Departemen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berakhir di Januari 3

20 Juli 2020   20:16 Diperbarui: 20 Juli 2020   20:19 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hi, How are you doing?
Sekali lagi moody menghalangiku buat curhat beberapa bulan lalu. Jadi malam ini mau mulai lagi. Semangat..... Tetap dengan topik yang sama tentang aku dan si Dia ya....kali ini throw back dulu ke awal pertemuan kami. 

Kami pun memutuskan untuk ngopi darat, untuk pertama kalinya. Jujur aku gugup banget secara aku mikirnya dia udah tua gitu. Bingung nanti awal ngobrolnya gimana ya,  bahas apa. Ah belum lagi drama yang aku alami, badan tiba-tiba panas dingin. Aku yakinin diri untuk kuat jangan gugup, toh kita sudah pernah bertemu meski tidak ngobrol banyak alias cuman seliweran (papasan aja).  Menurutku tidak terlalu kolot juga orangnya sekilas hehe.
Waktu itu hari rabu, sekolah libur karna guru-guru rapat. Namun kepala sekolah menyuruhku untuk memimpin paduan suara saat pembukaan. Kami sebenarnya mencari hari libur. Karna si dia juga ada kegiatan mengajar di sekolah dasar di seberang desanya. Itulah sebabnya kami hanya berpapasan saat ada kegiatan di kecamatan, saat dia menemani murid-muridnya. Pukul 09.00 urusanku sudah selesai. Iseng saja aku memberi pesan padanya bahwa aku bisa bertemu hari ini. Tak kusangka dia masih berada di tempatnya mengajar. Merasa bersalah sekali aku mengganggunya. Tapi ternyata karena saat itu masih awal masuk jadi kegiatan sekolah tidak efektif. Dia meminta untuk menunggu setengah jam, karna dia akan izin pulang dan berganti baju kemudian menjemputku di sekolah. Toh,  sekarang juga nganggur pikirnya. Aku pub menunggu dengan harap cemas. Bingung karna ini pertama kalinya aku akan keluar dengan lelaki yang Aku pun tak pernah mengira akan Dekat dengannya suatu hari nanti.
Dia menelfon memberitahu jika dia sudah sampai di depan. Aku yang masih memakai seragam Hijau muda, tanpa membawa tas hanya ponsel yang ku kantongi menemuinya. Kupikir kami hanya akan mengobrol di cafe yang dekat sehingga tak butuu waktu lama. Jeng jeng ternyata dia datang menaiki sepeda motor matic coklat lengkap dengan jaket tebal, tas dan helm. Anehnya dia membawa dua helm kemudian diberikan padaku. Akupun memakinya. Tak lama dia mengeluarkan jaket hoodi merah corak hitam dari tasnya dan menyodorkan. Aku bingung mengapa?  Aku tau kamu takut jika ketahuan keluar dengan lelaki. Jadi aku membawakannya untukmu. Lagipula perjalanan kita akan lumayan jauh. Hah? Teriakku. Tenang aku tau kamu tidak boleh keluar terlalu lama. Kamu bilang punya waktu 3 jam bukan dari sekarang. Jadi ayo berangkat. Kami melewati lampur merah. Aku kira kami akan belok ke kiri. Karna awal dulu kami berniat untuk pergi ke toko buku bersama. Tapi ternyata, belok ke kanan arah ke kota. Aku teriak kok kesana beloknya. Mau kemana? Sudah nurut saja kamu bilang kamu tak pernah liburan kan? Hanya di rumah saja. Ini saatnya. Dia berhenti di toko kiri jalan. Aku menunggunya di luar. Dia membelikanku masker (bukan masker kecantikan) dan minuman. Yang sampe sekarang masker itu masih aku simpan. Karena mengingat itu pemberian pertama darinya, untukku.

Next...... Perjalanan kami ke kota

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun