Mohon tunggu...
INTAN SETYA KARTIKA
INTAN SETYA KARTIKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya sosok biasa-biasa saja yang menyukai banyak hal baru

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Hobi Beli Baju Baru? Ini Dampak Fast Fashion yang Harus Kamu Tahu!

14 September 2024   10:40 Diperbarui: 14 September 2024   12:23 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi : gentaandalas.com

Apakah kamu hobi berbelanja pakaian murah di online shop? Sering merasa nggak punya baju padahal kalau buka lemari, isinya udah kayak mau buka toko baju sendiri? Wah, kamu mungkin salah satu yang berpikir kalau baju yang udah debut di Instagram otomatis artinya sudah expired dan tidak mau kamu pakai lagi. Eits, hati-hati! Tanpa disadari, kebiasaan konsumtif ini bisa berdampak buruk buat lingkungan, loh.

Fast fashion yang memudahkan kamu untuk gonta-ganti outfit ternyata punya dampak besar terhadap perubahan iklim. Seiring dengan perkembangan zaman, industri fashion berlomba-lomba menghadirkan tren busana terkini, namun sering kali mengabaikan kualitas dan keberlanjutan produk. Akibatnya, fast fashion menjadi salah satu penyumbang terbesar limbah yang mencemari air dan tanah, serta berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim.

Apa Itu Fast Fashion?

Fast fashion adalah pakaian berkualitas rendah yang diproduksi dengan cepat untuk mengikuti tren terbaru dan dijual dengan harga sangat murah. Karena murah, pakaian ini dapat dijangkau oleh banyak orang, namun karena kualitasnya yang rendah, pakaian tersebut tidak bertahan lama dan cepat berakhir di tempat sampah. Tujuan perusahaan fast fashion adalah mencari keuntungan dengan membuat pakaian yang hanya bisa dipakai beberapa kali sehingga memicu sifat konsumtif konsumen.

Penyebab Fast Fashion

Sebelum era revolusi industri, pakaian dibuat dengan kualitas yang sangat baik dan dijual dengan harga mahal, sehingga hanya kalangan tertentu yang mampu membelinya. Pada tahun 1980, teknologi mesin jahit mulai berkembang dan digunakan untuk memproduksi fast fashion. Pakaian diproduksi dengan cepat, tanpa memperhatikan detail, dan menggunakan bahan berkualitas rendah. Hal ini memungkinkan semua kalangan dapat membeli pakaian dengan harga terjangkau, tetapi berdampak pada penumpukan limbah tekstil.

Dampak Fast Fashion

Kemunculan fast fashion memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dari segi lingkungan, fast fashion menghasilkan limbah tekstil yang besar dan limbah air akibat penggunaan bahan kimia berbahaya. Fast fashion sebagian besar memanfaatkan bahan polyester dan cotton. Polyester adalah tekstil sintetis yang dihasilkan dari minyak dan dibutuhkan banyak air untuk menghasilkan cotton. Selain itu, limbah pewarnaan tekstil yang tidak diolah sangat berbahaya bagi hewan dan penduduk sekitar. Proses produksi dan transportasi fast fashion juga menyumbang konsumsi energi yang tinggi dan emisi gas rumah kaca, yang memperburuk perubahan iklim.

Dari sisi sosial dan ekonomi, fast fashion mendorong persaingan harga yang ketat, menurunkan harga pakaian, serta mengakibatkan keuntungan rendah bagi produsen dan pekerja. Hal ini berdampak pada pemberian upah rendah, jam kerja panjang, serta kurangnya jaminan dan hak-hak pekerja.

Fast fashion mungkin terlihat menguntungkan dari segi harga, tetapi dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan dan kesejahteraan pekerja sangatlah besar. Sebagai konsumen, kita perlu lebih bijak dalam memilih pakaian, mengutamakan kualitas, serta mendukung industri fashion yang lebih berkelanjutan. Dengan begitu, kita dapat mengurangi kontribusi pada kerusakan lingkungan dan kesejahteraan pekerja industri tekstil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun