Mohon tunggu...
Money

Maslahah Dalam Konsumsi, Bagaimana Agar mendapatkan Maslahah Konsumsi?

16 Februari 2019   12:46 Diperbarui: 16 Februari 2019   13:30 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Maslahah dalam bahasa Arab terbentuk masdar dari lafadz -- yang bermakna baik atau positif. Maslahah juga dapat diartikan sebagai manfaat atau pekerjaan yang bermanfaat. Secara terminology maslahah dapat diartikan sebagai  mengambil manfaat dan meolak mudharat (bahaya) dalam rangka memelihara tujuan syara' (hukum Islam). Konsumsi merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian, bahksan sangat pentinga dalam rantai perekonomian di dunia ini yakni produksi-konsumsi-distribusi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumsi diartikan sebagai pemakaian barang hasil produksi berupa pakaian, makanan, atau barang-barang yang langsung memenuhi kebutuhan hidup manusia, dengan kata lain konsumsi adalah suatu kegiatan manusia yang secara langsung menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan yang berakibat mengurangi ataupun menghabiskan nilain guna suatu barang/jasa. 

Dalam pandangan kapitalis, konsumsi merupakan fungsi dari keinginan, nafsu, harga barang, dan pendapatan tanpa memperdulikan dimensi spiritual, kepentingan orang lain, dan tanggung jawab atas segala perilakunya, sehingga pada ekonomi konvensional menusia diartikan sebagai individu yang memiliki sifat homo economicus.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa maslahah dalam konsumsi adalah dimana kita bisa mengambil manfaat sebaik mungkin dari kegiatan yang berupa konsumsi untuk mendapatkan manfaat serta berkah sebesar-besarnya dari kegiatan tersebut. Adapun tujuan konsumsi disebutkan  oleh Monzer Khaf dalam Nur Rianto dan Eus Amalia ada tiga yaitu konsumsi untuk kemaslahatan diri sendiri dan keluarga; kemaslahatan di masa mendatang dengan menabung/tabungan; dan kemaslahatan sosial.

Dalam konsumsi sendiri ada tiga prinsip yang mendasari sebuah kegiatan konsumsi. Pertama, Prinsip Halal: Seorang Muslim diperintah oleh Islam untuk makan-makanana yang halal (sah menurut hukum dan diizinkan) dan tidak mengambil yang haram (tidak sah menurut hukum dan terlarang). Kedua, Prinsip Kebersihan dan Menyehatkan: Ayat Suci Al-Quran telah mengingatkan untuk mengkonsumsi barang/jasa yang Thayyib yang bermakna menyenangkan, manis, diizinikan, menyehatkan, suci, dan kondusif untuk kesehatan. Dan Khabaits adalah lawan dari Thayyib yang bermakna barang-barang tidak suci, tidak menyenangkan, buruk dan tak sedap dipandang, dicium maupun dimakan. Dan yang Ketiga, Prinsip Kesederhanaan: Prinsip kesederhanaan dalam konsumsi berarti bahwa orang haruslah mengambil makanan dan minuman sekadarnya dam tidak berlebihan karena makan berlebihan itu sangat berbahaya bagi kesehatan.

Ada beberapa maslahah yang akan diperoleh konsumen ketika membeli barang dapat berbentuk satu di antara hal berikut.
Manfaat material, yaitu konsumen mendapatkan tambahan harta atau barang akibat dari pembelian barang/jasa. Contohnya seperti mendapatkan discount dan adanya obral sepatu yang tentunya sangat diharapkan oleh konsumen.
Manfaat fisik dan psikis, yaitu apabila terpenuhinya kebutuan fisik atau psikis manusia. Seperti rasa lapar, haus, kenyang, kenyamanan, harga diri dan lain sebagainya.

Manfaat intelektual, yaitu terpenuhinya kebutuhan akal manusia ketika ia membeli barang/jasa. Seperti mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang barang/jasa yang akan ia beli.

Manfaat terhadap lingkungan (intra generation), yaitu berupa adanya eksternalitas positif dari pembelian suatu barang/jasa atau manfaat yang bisa dirasakan oleh selain pembeli pada generasi yang sama. Seperti ketika seseorang membeli mobil, tetangga atau kerabatnya akan mendapatkan tumpangan daripada ketika ia membeli motor saja.

Manfaat jangka panjang, yaitu terpenuhinya kebutuhan duniawi jangka panjang atau terjaganya generasi masa mendatang terhadap kerugian akibat dari tidak membeli suatu barang/jasa. Contohnya pembelian bahan bakar biologis (bio-gas) yang akan memberikan manfaat jangka panjang berupa bersihnya lingkungan meskipun dalam jangan pendek konsumen harus membayar dengan harga yang mahal.

Maslahah merupakan konsep pemikiran yang terukur (accountability) dan dapat diperbandingkan (comparable), sehingga lebih mudah dibuatkan prioritas dan pentahapan pemenuhannya. Hal ini akan mempermudah perencanaan alokasi anggaran dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Jika dalam ekonomi konvensional konsumen diasumsikan untuk memperoleh kepuasan atau utiliy makan dalam pandangan ekonomi Islam konsumen tidak hanya diasumsikan untuk memperoleh utility tetapi juga untuk memperoleh manfaat (maslahah).

Perekonomian Islam akan terwujud apabila prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam diterapkan dalam waktu yang bersama-sama. Pincang atau cacatnya suatu kegiatan perekonomian Islam apabila salah satu (prinsip maupun nilai) diabaikan. Apabila menerapkan prinsip Islam dalam kegiatan perekonomian tanpa menyelingi nilai-nilai Islam maka yang akan didapatkan hanya manfaat (maslahah duniawi) saja. Namun, apabila menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam dalam waktu yang bersamaan maka hasil yang akan diperoleh yakni manfaat dan berkah (maslahah dunia-akhirat).
Besarnya berkah yang diperoleh berkaitan langsung dengan konsumsi yang dilakukan. Semakin sering kita bermaslahah, maka akan semakin besar pula berkah yang akan diterima oleh pelaku konsumsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun