Mohon tunggu...
Intan Nur Fauziah Saputri
Intan Nur Fauziah Saputri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - writer Indonesia, Pelajar, Penulis Beberapa Karya Tulis

perkenalkan saya Intan Nur Fauziah S. biasanya dipanggil Intan, Hobi saya membaca dan menulis. bagi saya menulis adalah hobi terbaik saya karena melalui tulisan ini saya bisa menyampaikan beberapa gagasan. pemilik akun bisa di ketahui melalui akun Instagram @intan_nfs salam literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tarif Naik Pendapatan Turun? Ujar Seorang Ojek Online

11 Oktober 2022   22:46 Diperbarui: 11 Oktober 2022   23:07 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah baru-baru ini menerapkan kebijakan mengenai kenaikkan harga BBM pada sekitar awal bulan September. Hal ini ternyata menguak berbagai permasalahan yang ada di sekitar, baik pro dan Kontra mengenai kenaikkan harga BBM mulai menjadi pemberitaan di berbagai media. Salah satunya mengenai permasalahan yang di alami oleh masyarakat yang berprofesi sebagai ojek online.

Masalah yang datang ini bermula dari curhat seorang Ojol yang menjelaskan mengenai kenaikkan Tarif tetapi justru pendapatan menjadi turun. Dilansir dari data mengenai kebijakan kementerian perhubungan yang memastikan segera menerbitkan regulasi kenaikan tarif ojek online (ojol). 

Hal itu dikarenakan adanya kebijakan pemerintah Mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat beban operasional transportasi semakin besar. 

Maka dari itu kenaikan tarif ojek online ikut juga naik, namun ternyata hal ini justru menimbulkan permasalahan, mereka curhat mengenal kenaikan harga BBM yang menjadikan tarif ojek online ikut menjadi naik, tetapi ternyata bukan justru menambah angka pendapatan yang diperoleh dari hasil mengojek melainkan pendapatan turun disertai berkurangnya jumlah penumpang.

Pasalnya, karena kenaikan tarif justru membuat penumpang kabur dan lebih memilih untuk tidak menggunakan jasa ojek online. Untuk diketahui data kenaikan harga BMM dapat diperoleh dari BERITA Liputan 6 siang bahwa "harga bahan bakar dengan kadar oktan 90 ini terkerek menjadi Rp10 ribu per liter atau naik Rp2.400 per liter dari sebelumnya, Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, Solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter" hal inilah yang menjadikan masyarakat pengguna akses transportasi sebagai aktifitas sehari-hari justru merasakan dampak dari kebijakan kenaikan harga BBM.

Dikutip dari halaman CNN Indonesia mengenal wawancara seorang pengguna aplikasi ojek online yang mengatakan bahwa adanya kebijakan pemerintah Mengenai kenaikan harga BBM harus diperhatikan kembali, terlebih mengenai permasalahan yang mulai bermunculan termasuk aksi demo yang dilakukan oleh beberapa kalangan masyarakat mulai dari buruh, ojek online bahkan dari mahasiswa yang merasa bahwa penerapan kebijakan kenaikan harga BBM harus segera ditangani. 

Karena menurutnya pengguna akses transportasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari termasuk menjadikan akses transportasi sebagai profesi sangatlah diperlukan bukan hanya dari kalangan ojek online saja, tetapi juga dari kalangan buruh maupun pedagang yang ingin mensuplai hasil dagangnya pasti juga memerlukan biaya transportasi.

Oleh karena itu masyarakat lebih memilih untuk pemerintah agar mempertimbangkan kembali kebijakan mengenal kenaikkan harga BBM ataupun memberikan solusi terbaik bagi kalangan masyarakat yang menggunakan akses transportasi sebagai aktifitas sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun