Setiap sesuatu yang bernyawa memiliki takdirnya masing-masing dan tidak ada yang mengetahui takdir itu kecuali Allah Swt. Dalam bahasa Arab takdir berasal dari kata taqdiran yang berarti ketentuan. Ketentuan yang sudah Allah atur sebagaimana mestinya dan tidak ada seorangpun yang dapat mengubah takdir tersebut kecuali Allah. Takdir sendiri bisa diubah oleh Allah melalui doa dan Usaha seseorang. Takdir tiap makhluk berbeda-beda dan sudah dituliskan dalam kitab lauhul mahfuzh yakni kitab yang menuliskan jalan kehidupan seseorang mulai dari lahir sampai kematiannya
Dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dijelaskan bahwa Allah sudah menggariskan jalan hidup seseorang sejak ia masih dalam kandungan ibunya. “ketika seseorang berada dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging. Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kedalamnya dan menuliskan empat ketentuan tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya dan jalan hidupannya.”
Dalam menuliskan takdir seseorang Allah telah menetapkan ukuran dengan serapih-rapihnya seperti tertera dalam al-quran surat Al-furqaan ayat 2 “yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”
Sudah selayaknya kita semua sebagai hamba Allah menjalani takdir dengan seikhlas-ikhlasnya dan selalu memanjatkan doa serta usaha agar takdir kita bisa jauh lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H