Lagi-lagi, melalui coretan penaku ini, aku berharap mampu mempengaruhi orang banyak untuk selalu ber-amar ma'ruf nahi munkar. Untuk "Jangan pernah tidak takut" dalam perjalanan menjemput pelangi yang melukiskan mimpi-mimpi. Dan tentunya dengan tidak pernah kehilangan keberanian untuk terus berkarya dan menebar kebaikan.
Kata Mbak Asma Nadia, kapan dan di mana lahirku, siapa orang tuaku, apa jenis kelaminku, itu semua adalah takdir. Bagaimana aku menjalani hidup, dan ingin dikenang sebagai apa setelah mati, itu adalah pilihan.Â
Dan pilihan hidupku adalah menjadikan diri sebagai muslimah, generasi rabbani yang senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah serta selalu bermanfaat untuk orang banyak. Karena sejatinya hidup adalah soal pengabdian dan kebermanfaatan.
Aku harus kuliah. Meskipun orang tua tidak mampu untuk membiayai kuliahku, tetapi cita-citaku harus aku perjuangkan dan aku bela habis-habisan. Seperti sosok Arai dan Ikal dalam tetralogi novel Laskar Pelangi, juga sosok Alif dalam trilogi Negeri 5 Menara. Sebuah cerita yang sangat mengispirasi.
Beasiswa pendidikan tinggi akan kukejar. Cita-cita yang mulia akan kuraih. Pelangi yang melukiskan mimpi-mimpi akan kujemput, melalui bidikmisi. Bismillah, semoga perjalanan ibadah dipermudah. Sukses dunia dan akhirat. Amin.
Purwokerto, Desember 2016.
*Penulis merupakan alumni mahasiswa bidikmisi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tahun akademik 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H