Mohon tunggu...
Intan putri Aulia
Intan putri Aulia Mohon Tunggu... Pramugari - Sma

Hobi : Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sensasi Belanja di Pasar Terapung Banjarmasin

27 Februari 2024   13:33 Diperbarui: 27 Februari 2024   13:35 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Intan Putri Aulia

 12 IPS 5, SMAN 3 KABUPATEN TANGERANG

 

         Pasar terapung merupakan salah satu kearifan lokal Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini. Pasar terapung biasanya terdapat di daerah-daerah yang memiliki sungai besar seperti Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Pasar terapung merupakan tempat bertemunya para pedagang dan pembeli yang menggunakan perahu atau rakit sebagai sarana transportasi. Pasar terapung menjadi salah satu daya tarik wisata yang cukup populer di Indonesia. Pasar terapung di Kalimantan, khususnya di Sungai Barito, telah menjadi ikon wisata dan kegiatan ekonomi yang menarik perhatian banyak orang. Sifatnya yang fleksibel membuat pasar terapung mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, mengikuti arus sungai dan berpindah tempat sesuai musim atau kebutuhan lokal. Pasar terapung menjadi bukti konkret tentang bagaimana masyarakat Indonesia mampu mengintegrasikan kehidupan sehari-hari mereka dengan alam sekitar. Pendekatan ini mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pilihan menggunakan perahu atau rakit sebagai sarana transportasi menunjukkan kemampuan adaptasi masyarakat terhadap lingkungan sungai, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem sungai dibandingkan dengan transportasi darat.

Pasar Terapung Kalimantan Dari Masa ke Masa

          Pasar terapung khususnya di Kalimantan memiliki sejarah yang panjang. Pasar terapung pertama kali muncul pada abad ke-16 di daerah pedalaman Kalimantan. Pada saat itu, pasar terapung digunakan sebagai tempat bertukar barang antara penduduk pedalaman dengan penduduk pesisir. Pasar terapung juga menjadi tempat berkumpulnya para nelayan untuk menjual hasil tangkapan mereka. Perkembangan pasar terapung di Kalimantan terus berlanjut hingga saat ini. Pasar terapung di Sungai Barito, Kalimantan Tengah, menjadi salah satu pasar terapung terbesar di Indonesia. Pasar terapung di Sungai Barito ini berlangsung setiap hari Minggu dan menjadi tempat berkumpulnya para pedagang dan pembeli dari berbagai daerah. Pasar terapung di Kalimantan merupakan fenomena unik yang mencerminkan kedekatan masyarakat dengan sungai dan kehidupan tradisional mereka. Kearifan lokal tercermin dalam berbagai aspek, seperti cara berdagang, budaya kuliner, serta keberlanjutan lingkungan. Keberagaman produk yang dijual, seperti hasil pertanian, kerajinan tangan, dan hasil perikanan, mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Salah satu aspek yang mencerminkan kearifan lokal adalah cara berdagang yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisional. Interaksi antara pedagang dan pembeli tidak hanya terbatas pada transaksi ekonomi, tetapi juga melibatkan komunikasi interpersonal yang hangat. Hal ini menciptakan suasana pasar yang lebih dari sekadar tempat berbelanja, melainkan tempat berkumpulnya komunitas lokal yang saling mengenal dan bersosialisasi. Budaya kuliner yang ditawarkan dalam pasar terapung juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kearifan lokal. Ragam kuliner tradisional Kalimantan dapat ditemui di sini, menciptakan pengalaman gastronomi yang unik bagi pengunjung. Pemilihan bahan baku yang dominan berasal dari hasil pertanian dan perikanan lokal menunjukkan kesadaran akan pentingnya mendukung ekonomi lokal serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

Perpaduan Kearifan Lokal Dan Dampak  Teknologi

         Dalam konteks hubungan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), pasar terapung di Kalimantan juga menunjukkan adaptasi masyarakat terhadap perkembangan teknologi modern. Meskipun pasar ini masih mempertahankan tradisi-tradisi kuno, namun penggunaan teknologi seperti ponsel pintar dan internet telah memudahkan proses transaksi dan komunikasi antar pedagang. Keberadaan pasar terapung juga memberikan peluang bagi pengembangan IPTEK yang berkelanjutan. Misalnya Penggunaan teknologi informasi untuk memasarkan produk-produk lokal dari pasar terapung ke pasar global dapat meningkatkan daya saing produk tersebut. Selain itu, penerapan teknologi hijau dalam proses produksi dan distribusi barang dagangan dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan sekitar pasar. Dalam era modern ini, pasar terapung tidak hanya menjalankan praktik tradisionalnya, tetapi juga telah berintegrasi dengan teknologi. Penggunaan perahu motor, pemanfaatan media sosial untuk promosi, dan inovasi dalam transaksi elektronik adalah contoh bagaimana pasar terapung menyatu dengan perkembangan teknologi. Integrasi ini membuktikan bahwa kearifan lokal dapat berdampingan dengan perkembangan iptek, menciptakan harmoni antara tradisi dan inovasi. Pasar terapung sebagai kearifan lokal Indonesia bukan hanya menyediakan pengalaman unik bagi pengunjung, tetapi juga berperan dalam menggambarkan kearifan lokal yang terus beradaptasi dengan zaman. Melalui pasar terapung, Indonesia tidak hanya memiliki warisan budaya yang membanggakan, tetapi juga sebuah contoh tentang bagaimana tradisi dan modernitas dapat hidup berdampingan dengan saling mendukung dan memperkuat satu sama lain.

            Pasar terapung merupakan tempat bertemunya para pedagang dan pembeli yang menggunakan perahu atau rakit sebagai sarana transportasi. Pasar terapung menjadi salah satu daya tarik wisata yang cukup populer di Indonesia. Pasar terapung di Kalimantan, khususnya di Sungai Barito, telah menjadi ikon wisata dan kegiatan ekonomi yang menarik perhatian banyak orang.  Salah satu aspek yang mencerminkan kearifan lokal adalah cara berdagang yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisional. Interaksi antara pedagang dan pembeli tidak hanya terbatas pada transaksi ekonomi, tetapi juga melibatkan komunikasi interpersonal yang hangat. Hal ini menciptakan suasana pasar yang lebih dari sekadar tempat berbelanja, melainkan tempat berkumpulnya komunitas lokal yang saling mengenal dan bersosialisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun