Disebuah desa tinggallah sepasang suami istri. Mereka memilikianak yang paling cantik diseluruh jagad raya. Ia bernama Putri Melue. Pada suatuhari Gurindang sang ayah berpergian. Tinggallah dirumah Jenaya sang ibu dan putrinyayang berparas cantik itu. Pada sore harinya putri melue pergi kesebuah tamanyang tak jauh dari rumah. Ia hendak memetik kembang untuk menambah keindahanrumahnya. Tiba-tiba terdengar suara yang menggemah dari sudut sungai.
Lapohek: wahai putri sekarang kau sudah besar. Kau akankubawa seperti janjiku dulu pada ayah dan ibumu,begitu juga sebaliknya (gduk..gduk suara kaki lapohek dari arah sungai)
Putri melue: ah.. tidak...!! tidak mungkin (terkejut). Kaukan adalahsiluman raksasa ada dalam mimpiku itu (ketakutan).
Lapohek: benar. Putri kecantikanmu adalah kekuatan bagiku,karena kau adalah benih yang kuteteskan kepada kedua orang tuamu.
Putri melue: jangan perna kau katakan bahwa aku adalah bagiandari siluman seperti kau !! (marah)
Lapohek: itu benar. Kau adalah miliku dan bagian dariku !!(melotot)
Putri melue: tidak....!! (menjerit) aku tidak mau. Aku adalahwanita baik-baik yang memiliki kecantikan yang tak tertandingi. Aku sungguhkasihan padamu. Kita sangat berbeda bagaikan langit dan bumi (berlagak sombongsambil menujuk lapohek)
Lapohek: jaga perkataanmu putri. Kau adalah benih dariku. Tidakseharusnya kau berkata seperti itu.
Mata lapohek melotot dan marah ingin menggenggam putri dengantangan besarnya.
Putri: tunggu.... kalau begitu aku akan menayakan pada orangtuaku apa benar yang kau ucapkan itu. Datanglah esok bila ini bisa disepakati. Lalulapohek langsung setuju.
Putri: ibu..ibu.. bu aku bertemu raksasa ditaman bu. Dia bilangaku bagian darinya dan aku akan dibawah bu.. (menangis tersedu-sedu) ibu siapa akubu...
Ibu: putri maafkan ibu nak... inilah yang ibu takutkan selamaini. Ibu juga tidak menginginkan hal ini terjadi tapi....
Putri: tapi apa bu... (putri berlari kekamarnya sambilmenangis)
Ibu: putri... putri anakku....
Ayah:ada apa ini...? (penasaran)
Ibu: yah.. anak kita yah... ia barusaja bertemu raksasa ituyah.. bagaimana ini...
Ayah: oh tidak... ternyata ini sudah saatnya. Apa yang haruskita lakukan. Ternyata raksasa itu benar-benar kembali! (kesal)
Ibu: ayah kita harus melalukan sesuatu perjanjian ini harusdibantalkan. Yah coba pikirkan tidak mungkin putri menikah dengan raksasa itu, tolongyahh...
Ayah: benar bu. Ayah akan melakukan sesuatu.
Pada malam harinya mereka sepakat untuk melakukan sesuatu danmencari jalan keluar agar lapohek tidak membawa putri.
Lapohek: duk..duk...duk (suara kaki) ha..ha..ha.. gurindangkeluar kau ini sudah saatnya.
Ayah: hah..(terkejut)Â Â sudahlama kita tak bertemu. Aku tidak perna mengingkari janji. Tapi ingat apaun yangterjadi hari ini itu bukan sebuah perjanjian diantara kita.
Lapohek: baik gurindang. Sekarang dimana putri aku sudah tidaksabar.
Putri: saya disini.....
Lapohek: haaaa...!!! (terkejut) siapa dia? Bukankah putri yangsaya idam-idamkan itu sangat cantik, bukan dekil seperti ini dan penyakitanseperti ini.
Ayah: inilah putri yang sebenarnya. Kami harus jujur dari awalsebelum kau menikahi dan membawanya.
Lapoheh: tidak... aku tidak mau membawanya apalagi menikahdengannya. Hmmm.. ini tidak berhasil aku akan membuat benih yang lain.
Lalu lapohek pergi dan tak perna kembali, setelah melihatkeadaan putri yang suadah tak cantik dan berpenyakitan. Lapohek telah tertipudengan gurindang dan merekapun hidup bahagia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H