Pengalaman saya dalam membaca buku yang berjudul RIVAL Â dalam karya (Feli Surya) sangat amat menarik bagi pembacanya. Buku novel yang saya baca ini pula diangkat dari cerita wattpad, dan kemudian sekarang sudah dijadikan sebuah buku novel yang banyak diminati anak-anak remaja.
Di dalam cerita kisah buku tersebut, menceritakan ada dua anak remaja yang bernama Pradipta Syailendra dan Dwenda Sastiana. Mereka adalah anak murid SMA Harapan, dan biasanya orang-orang memanggil mereka berdua pun dengan nama panggilan Dipa dan Eda. Awal mula kisah ini terjadi karena, dua orang remaja Dipa dan Eda yang sama-sama melakukan berbisnis di sekolahnya demi menambah kelancaran pemasukan uang jajan mereka. Kedua tokoh utama yang menghiasi novel RIVAL ini berasal dari latar belakang yang sangat berbeda. Dipa, cowok yang sangat suka dan gemar menonton Laras Sjahrir penyiar televise INC TV, dan dia berbisnis sebagai penyewa atribut sekolahnya. Sementara Eda, perempuan yang memilih bisnis menjadi tukang menjual joki tugas catatan di sekolah SMA Harapan. Tentu saja kedua bisnis ini sangat menguntungkan sekali untuk keduanya.
Tapi sayangnya, cuman karna selembar uang dua puluh ribu, bisnis keduanya terancam gulung tikar, gara-gara ketahuan melakukan kegiatan berbisnis illegal tersebut di sekolahnya, Kepala Sekolah pun mengetahui bisnis illegal mereka berdua di area sekolah, maka Dipa dan Eda pun diberi hukuman oleh Kepala Sekolahnya bernama pak Budi. Namun, tanpa disangka dari keributan kecil tersebut, Dipa dan Eda tertiban rezeki nomplok dibalik hukuman yang diberikan pak Budi. Berawal dari hukuman tersebut, mereka menemukan satu kejutan yang sangat besar, harta karun yang bernilai 100 juta rupiah! Mereka mendapatkan hadiah 100 juta di balik tutup toples kopi, dan lagi -- lagi karena keinginan keduanya untuk dapat memiliki hadiah seutuhnya membuat kopi tersebut itu terpaksa disita oleh pak Budi. "lagi pula, uang sebanyak itu untuk anak SMA, mau buat apa?"Â ujar pak Budi.
Berbagai cara telah mereka lakukan demi mendapatkan kembali tutup toples kopi tersebut, namun alih-alih berhasil, semua yang sudah mereka rencanakan gagal dalam eksekusi. Lalu, seiring dengan berjalannya waktu, Dipa dan Eda pun terlihat semakin dekat, bahkan sedikit demi sedikit mereka saling mengetahui sisi satu sama lain.
Hingga pada suatu ketika, di saat keduanya sedang melakukan rencana terbarunya, mereka berdua sedang berusaha membuka pintu ruangan pak Budi untuk mengambil tutup toples kopi, Eda memberitahu kepada Dipa alasan mengapa ia sangat membutuhkan uang itu. Jika Eda membutuhkan uang sebesar itu untuk biaya kuliah, lain halnya dengan Dipa. Dipa mengatakan ia membutuhkan uang tersebut untuk menyewa pengacara. Dia sangat butuh uang sebesar itu agar dapat sewa pengacara, itu sebabnya Dipa menjadi tukang sewa atribut di sekolah. Mengumpulkan duit sedikit demi sedikit berharap agar suatu hari dia bisa membayar pengacara untuk membela dirinya, kalau orang tua kandung Dipa tidak mau mengakuinya.
Dipa adalah seorang anak yatim piatu, sejak kecil ia tinggal di panti asuhan, dan keadaan yang membuat orang tuanya terpaksa untuk menitipkan Dipa di panti asuhan, sejak Dipa kecil sampai sudah sebesar ini, belasan tahun orang tuanya tidak kembali juga untuk menemui Dipa.
Rencana-rencana ajaib yang mereka susun tidak hanya membawa dua anak tersebut nekat pada situasi-situasi yang menegangkan, tetapi juga perlahan menguak rahasia hidup mereka masing-masing. Hingga sampai pada suatu titik, timbul pertanyaan di hati mereka, "apa benar kita hanya sebatas rival aja?".
Â
Pengalaman saya setelah membaca buku tersebut adalah :
Pada buku RIVAL ini banyak sekali memberikan saya pembelajaran akan kehidupan yang pastinya disajikan dengan menarik, ceritanya juga sangat bagus, ngakaknya dapat, pengetahuannya juga ada dijelasin secara detail perinci, konfliknya menegangkan, dan sedihnya juga kerasa banget. Dan tema cerita yang diangkat ciri khas anak muda banget, sederhana, tetapi dibungkus dengan sangat indah. Saya sangat suka pada cerita RIVAL ini karena beda dari yang lain. Masalah yang diangkat pada cerita ini tidak cuma sekedar cerita yang benci menjadi cinta. Tapi, ada masalah besar yang tersembunyi, yang bikin cerita ini tambah gereget. Saya suka cara penulis yang mengupas satu persatu masalah mereka, dan menyelesaikan secara pelan-pelan masalah mereka sampai ending. Tiap diakhir part ceritanya juga selalu dibikin penasaran, bikin tidak sabar untuk menunggu part selanjutnya.
Dan dari kehidupan Dipa juga saya banyak belajar, hidup itu harus disyukuri apapun keadaannya. Dipa adalah orang yang selalu kelihatan ceria, tetapi dia diam-diam juga sedih setiap melihat teman-teman sebayanya bisa berinteraksi dengan orang tua mereka. Dipa bener-bener berusaha mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk nyewa pengacara, supaya orang tuanya mau mengakui Dipa sebagai anaknya. Betapa menyedihkannya kalau dia harus mengemis cinta dari orang tuanya, sampai harus menyewa pengacara segala.