Pelajar memiliki berbagai alasan mengapa memilih SMA daripada SMK. Pertanyaan seperti ini ternyata membuat mereka takut salah jurusan di waktu kuliah. Dan ada juga yang memilih SMK daripada SMA karena mereka tidak mau bertemu pelajaran Matematika. Siswa masih bingung menentukan jurusan kuliah yang cocok dengan diri mereka. memilih jurusan untuk melanjutkan pendidikan perkuliahan tidak semudah yang dibayangkan, bahkan jika sudah mendekati kelulusan terkadang ada tidak tahu jurusan apa yang sekiranya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Minat dan bakat dapat dilihat sejak awal memasuki bangku sekolah SMA/SMK. menghindari jurusan kuliah yang relevan dengan mata pelajaran yang tidak disukai. Mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh siswa sejak SD.
Banyak orang beranggapan matematika mata pelajaran yang sangat sulit. Mereka selalu terjebak dengan materi hitung-menghitung. Siswa memaksakan diri untuk mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka agar untuk bisa mengambil jurusan apa yang kita sukai. Akibatnya, banyak yang tidak menikmati perkuliahannya. Sekarang lulusan untuk daftar Perkuliahan tidak memandang jurusan IPA/IPS untuk memaksakan kita untuk memasuki jurusan SMA yang kita tidak sukai. Misalnya siswa jurusan IPS bisa masuk dunia kesehatan. Tapi, tidak semua Universitas mempunyai peraturan itu.
Perawat menggunakan Matematika ketika menulis resep dan menghitung alat medis seperti tensi, infus dan resep-resep menunjukkan jumlah obat dan dosis tertentu.
Dan tidak ada mata kuliah matematika yang harus diambil dalam program studi ini.
perawat menggunakan matematika dalam pekerjaan mereka.
Lulusan D3 Keperawatan dapat bekerja sebagai tenaga pengelola pelayanan kesehatan di Instansi Pemerintah atau Swasta. Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik.
Sebelum kita memilih jurusan keperawatan. Kita harus memiliki sikap 3S senyum, salam, sapa.
Dan memiliki jiwa yang tolong menolong dan mempunyai empati terhadap orang lain. Sangat penting tata cara komunikasi yang benar untuk berkomunikasi dengan pasien maupun keluarga pasien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H