Proses komunikasi merupakan suatu kegiatan pertukaran informasi dan pikiran antara komunikator dan komunikan melalui media tertentu dengan tujuan untuk mencapai sebuah kepemahaman (Darmawansah dan Putro, 2019).
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu melakukan dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi verbal yang dilakukan secara lisan dan komunikasi nonverbal yang dilakukan melalui bahasa tubuh. Pada dasarnya komunikasi verbal dan nonverbal ini bersifat mendukung satu sama lain. Komunikasi nonverbal seperti gerakan tubuh, postur tubuh dan ekspresi wajah secara tidak langsung akan menyampaikan perasaan dan pikiran kita. Jika komunikasi verbal yang disampaikan terlihat berbeda dengan komunikasi nonverbal yang diperlihatkan, tentu penerima pesan akan merasa kebingungan. Komunikasi yang dilakukan pun bisa mengalami kegagalan. Komunikasi nonverbal yang seharusnya menjadi penguat bahasa lisan justru menjadi sebuah gangguan yang perlu ditangani. Artikel ini akan membahas mengenai pentingnya bahasa tubuh dan bagaimana cara kita agar dapat memanfaatkannya untuk mencapai komunikasi interpersonal yang sukses.
Bahasa Tubuh dengan Komunikasi Interpersonal
Bahasa tubuh merupakan sebuah bentuk komunikasi nonverbal yang meliputi gerak tubuh, postur tubuh, eskpresi wajah, dan gerakan tubuh ini dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan informasi, emosi, atau sikap secara tersirat. Sedangkan komunikasi interpersonal merupakan tindakan saling bertukar pesan antara pengirim dan peneriman pesan dan mengandung makna, yang dipertukarkan dalam proses ini adalah pemahaman bersama antara pengirim dan penerima pesan dengan pesan yang digunakan dalam proses komunikasi (Amar, 2024).
Komunikasi melalui bahasa tubuh biasanya lebih jujur dibandingan komunikasi verbal karena gerakan dan ekspresi yang diberikan terjadi secara otomatis dan tidak disadari. Terdapat beberapa komponen penting dalam komunikasi nonverbal seperti kontak mata, postur tubuh, gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Meskipun bahasa verbal dianggap sebagai alat komunikasi utama, perilaku nonverbal ternyata juga mempunyai peran penting dalam komunikasi (Mansyur, 2017). Â Mansyur juga mengatakan, menurut Knapp dan Hall (2010) bahasa tubuh memiliki peran yang cukup besar dalam membentuk perspektif seseorang tentang kepercayaan, kejujuran, kredibilitas, serta menegaskan pengaruhnya terhadap dinamika dan hubungan interpersonal. Dengan memahami dan menerapkan bahasa tubuh secara efektif seseorang dapat meningkatkan akurasi komunikasi, pemahaman mendalam mengenai niat dan emosi dari pesan yang disampaikan, dan akhirnya berkontribusi pada komunikasi interpersonal yang sukses dalam berbagai aspek (Rakhmaniar, 2023).
Kusumawati (2016) mengutip karya dari Rakhmat (1994) yang berjudul 'Psikologi Komunikasi' mengenai beberapa aspek-aspek nonverbal yang dapat mendukung kesuksesan dalam kegiatan berkomunikasi:
- Kinesik, bisa juga disebut bahasa tubuh. Dalam komunikasi nonverbal, kinesik dibagi menjadi tiga aspek utama, yaitu: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
- Pesan fasial merupakan pesan yang disampaikan melalui ekspresi wajah. Penelitian menunjukkan bahwa ekspresi wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh makna: bahagia, sedih, takut, marah, muak, takjub, rasa terkejud, pengecaman, minat, dan tekad.
- Pesan gestural menggunakan gerakan sebagian anggota tubuh seperti kepala, tangan, dan mata untuk menyampaikan berbagai pesan. Misalnya seperti anggukan kepala yang biasanya diisyaratkan sebagai sebuah persetujuan atau kepemahaman; misalnya memegang dagu yang menunjukkan bahwa orang tersebut tengah berpikir; misalnya mengelak kontak mata dengan seseorang yang bisa diartikan sebagai ketidaknyamanan atau ketidakjujuran. Setiap manusia pasti menggunakan bahasa tubuhnya seperti kepala, kontak mata, dan tangan mereka namun penafsiran terhadap gerakan-gerakan tersebut bisa berbeda-beda, tergantung dengan budaya, situasi dan konteks sosial yang terjadi.
- Pesan postural adalah postur tubuh, berhubungan dengan seluruh anggota badan, makna yang disampaikan seperti, ungkapan kesukaan dan ketidaksukaan. Postur yang condong ke arah lawan bicara menunjukkan ketertarikan. Postur tubuh juga bisa mengungkapkan status yang tinggi seorang individu, hal ini dapat dilihat dari postur orang yang tinggi hati dan postur orang yang merendah, dan yang terakhir, postur tubuh dapat menunjukkan reaksi emosional secara positif dan negatif.
- Pesan proksemik disampaikan melalui bagaimana seseorang mengatur jarak dan ruang saat berkomunikasi.
- Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, baik pakaian maupun riasan. Pesan ini erat kaitannya dengan tubuh sebagai upaya dalam membentuk citra tubuh yang baik.
- Pesan paralinguistic merupakan aspek nonverbal yang berhubungan dengan komunikasi verbal. Sebuah pesan dapat menyampaikan makna yang berbeda apabila diucapkan dengan nada, intonasi, volume dan kecepatan yang berbeda.
- Pesan sentuhan, sentuhan dengan emosi dapat mengandung berbagai makna seperti kasih sayang, rasa takut, marah, dan tanpa perhatian.
- Bau-bauan, dapat juga dapa digunakan sebagai alat menyampaikan pesan, hal ini dapat diidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami betapa pentingnya bahasa tubuh terhadap proses komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sekedar gerakan biasa, namun dalam komunikasi interpersonal bahasa nonverbal dapat menyampaikan perasaan, pikiran, dan niat tanpa harus disampaikan secara lisan. Memahami bahasa tubuh juga sangat penting dilakukan dalam lingkungan professional, dengan menggunakan bahasa tubuh secara efektif seseorang dapat membentuk persepsi baik terhadap individu lain tentang kepribadian, kompetensi, dan kredibilitas.
Mempelajari dan memahami bahasa tubuh tidaklah sulit. Seseorang hanya perlu menjadi lebih peka terhadap perubahan seseorang ketika orang tersebut menerima sebuah masukan atau rangsangan. Perubahan emosi seseorang bisa dilihat dari perubahan posisi dan gerakan tubuh. Emosi yang muncul dari perubahan tersebut direspon oleh alam bawah sadar mereka secara otomatis. Hanya saja, terkadang, kita tidak bisa memahami makna dari perubahannya. Mempelajari bahasa tubuh membutuhkan latihan dan pengamatan. Keterampilan ini tentu membutuhkan niat, ketekunan, dan pemikiran sebelumnya untuk dapat menafsirkan simbol dari berbagai gerakan tubuh.
Dalam melakukan komunikasi interpersonal, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila ingin membaca bahasa tubuh orang lain. Pertama, perhatikan ekspresi wajah. Untuk dapat mengetahui emosi seseorang, bisa hanya dengan memperhatikan ekspresi wajahnya. Apa yang dikatakan seseorang bisa benar atau salah, namun, perubahan ekspresi bisa lebih menunjukkan situasi yang sebenarnya. Kedua, Perhatikan gerakan matanya. Ini merupakah salah satu cara untuk membaca bahasa tubuh orang lain. Apabila seseorang menjaga kontak matanya saat berkomunikasi, kemungkinan besar mereka tertarik dengan topik yang dibahas. Namun, apabila seseorang sering memutar bola mata menunjukkan bahwa mereka merasa bosan, tidak nyaman, atau sedang menyembunyikan sesuatu. Ketiga, perhatikan gerakan bibir. Salah satu cara membaca bahasa tubuh seseorang adalah melalui gerakan bibirnya. Seseorang yang menggigit bibirnya ketika berinteraksi menunjukkan perasaan cemas, gugup, dan tidak nyaman. Gerakan bibir yang diturunkan bermakna kesedihan, dan gerakan bibir mengerucut menunjukkan tanda ketidaksetujuan atau ketidakpercayaan.
Keempat, perhatikan gerak tubuh. Misalnya melambai, mengepal, atau menunjuk. Kelima, perhatikan posisi tangan dan kaki. Mengamati posisi tangan dan kaki juga dapat membantu kita dalam membaca bahasa tubuh seseorang. Misalnya, seseorang menyilangkan tangn di depan dada menunjukkan sikap berkuasa, perasaan marah, atau bosan. Misalnya juga, gerakan kaki yang cepat dapat menunjukkan perasaan gelisah dan bosan. Keenam, perhatikan posturnya. Postur tubuh ternyata dapat menunjukkan kepribadian seseorang. Orang dengan postur tegak menunjukkan bahwa dia fokus dengan apa yang dia lakukan. Saat orang tersebut memperlihatkan postur terbuka menunjukkan bahwa dia terbuka dan ramah. Sedangkan orang dengan postur bungkuk menunjukkan perasaan tidak antusias atau cemas.