Ada beberapa dimensi manusia yang secara psikologis dan sosiologis perlu
dibahas kaitannya dengan terbentuknya karakter pada diri manusia. Adapun unsur-unsur tersebut adalah sikap, emosi, kemauan, kepercayaan dan kebiasaan. Sikap seseorang akan dilihat orang lain dan sikap itu akan membuat orang lain menilai bagaimanakah karakter orang tersebut, demikian juga halnya emosi, kemauan, kepercayaan dan kebiasaan, dan juga konsep diri (Self Conception).Â
Tujuan pendidikan Pesantren tidak semata-mata untuk memperbanyak pengetahuan murid-murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajar sikap dan tingkah laku yang bermoral, dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana,rendah hati, dan berakhlak terhadap sesama. Â
Dalam Islam, tidak ada batasan disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika Islam. Sebagai usaha yang identik dengan ajaran agama, pendidikan karakter dalam Islam memiliki keunikan dan perbedaan dengan pendidikan karakter di dunia barat. Perbedaan-perbedaan tersebut mencakup penekanan terhadap prinsip-prinsip agama yang abadi, aturan dan hukum dalam memperkuat moralitas bangsa. perbedaan pemahaman tentang kebenaran, penolakan terhadap otonomi moral sebagai tujuan pendidikan moral, dan penekanan pahala di akhirat sebagai motivasi perilaku bermoral.
Inti dari perbedaaan-perbedaan ini adalah keberadaan wahyu ilahi sebagai sumber utama dan rambu-rambu pendidikan karakter dalam islam. Akibatnya, pendidika karakter dalam Islam lebih sering dilakukan dengan cara mendoktriner dan dogmatis, tidak secara demokratis dan logis.
Implementasi pendidikan karakter dalam Islam, tersimpul dalam karakter pribadi Rasulullah SAW. Dalam pribadi Rasul, terdapat nilai-nilai akhlak yang mulia dan agung. Al-qur'an dalam surat Al-ahzab ayat 21 mengatakan:Â
Artinya: "Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah".
dasar pendidikan karakter adalah surat Luqman ayat 17-18 sebagai berikut:Â
Artinya: "Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan