Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Presidensi Group of 20 (G20) pada 2022. Kampanye pun sudah digalakan sejak lama melalui berbagai media massa di banyak daerah. Untuk lebih memahaminya, G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, Uni Eropa, dan Indonesia yang merupakan satu-satunya negara ASEAN yang tergabung ke dalam G20.
Tujuan berdirinya G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Terutama untuk merangkul negara maju dan berkembang guna bekerja sama mengatasi krisis yang melanda Asia, Rusia, serta Amerika Latin. G20 juga berperan nyata dalam penanganan krisis keuangan global 2008, kebijakan pertukaran informasi terkait pajak, kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19, serta isu lainnya, seperti perdagangan, iklim, dan pembangunan.
Dilansir dari laman Bank Indonesia, tema Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah Recover Together, Recover Stronger. Sesuai dengan temanya, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia saling mendukung untuk pulih bersama serta bahu-membahu supaya lebih kuat dan berkelanjutan. Salah satunya dengan memilih program kebijakan ekonomi bernama investasi hijau.
Investasi hijau merupakan istilah lain dari green financing atau bisa juga disebut investasi berkelanjutan. Tujuan dari investasi hijau adalah menjaga kesinambungan ekonomi dan kehidupan di bumi dengan fokus utama pada aspek sosial, lingkungan, dan tata kelola. Artinya, investasi hijau menjangkau perusahaan atau prospek investasi yang berkomitmen terhadap pemeliharaan dan perlindungan sumber daya alam yang memiliki dampak perekonomian jangka panjang.
Karena dampak panjang itulah investasi hijau memiliki pertumbuhan paling pesat di pasar modal global hingga meroket menjadi tren kalangan investor pada isu-isu lingkungan, misalnya isu soal krisis global. Investasi yang masuk kategori investasi berdampak (impact investment) ini tidak hanya memberikan financial return pada investor, tetapi juga pengaruh positif terhadap aspek lingkungan dan sosial.
Green financing di Indonesia sendiri mendapat dukungan dan keterlibatan penuh oleh pemerintah. Dilansir dari laman Indonesia Green Growth Program, Pemerintah Indonesia bersama Global Green Growth Institute (GGGI) melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mengadakan program pertumbuhan ekonomi hijau yang turut melibatkan sejumlah kementerian dan pemerintah daerah.
Tujuan dari program tersebut adalah menciptakan situasi kondusif untuk investasi hijau dan peningkatan modal dengan membangun kepercayaan investor. Salah satu program investasi hijau yang mampu membangkitkan kemajuan Indonesia adalah lanskap berkelanjutan. Bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), program ini menekan pendekatan berbasis lanskap (hutan, gambut, dan lahan), beragam teknologi yang efisien sumber daya, dan sektor pertanian yang ramah lingkungan.
Menurut Buku Kecil Lanskap Berkelanjutan, lanskap berkelanjutan memenuhi seluruh kebutuhan sekitar, misalnya memastikan ketersediaan air bagi rumah tangga, lahan pertanian, badan usaha dan satwa liar; keanekaragaman hayati untuk penyerbukan tanaman dan pariwisata liar lokal; serta ketahanan pangan setempat dan pendapatan. Lanskap berkelanjutan juga berkontribusi pada komitmen nasional dan target global, seperti penurunan bersih emisi gas rumah kaca berbasis lahan; target Aichi untuk konservasi keanekaragaman hayati; membuka lapangan kerja pedesaan; menghasilkan listrik dari sumber daya terbarukan; dan memasok surplus produksi pertanian untuk memberi makan penduduk kota.
Dalam konteks lanskap berkelanjutan, pelaksanaan pertumbuhan ekonomi hijau bisa diupayakan dengan menciptakan peluang pasar untuk modal alam dan layanan ekosistem. Selain itu, lanskap berkelanjutan mampu mendorong investasi dalam model bisnis baru dan membangun rantai pasok berkesinambungan. Program tersebut turut memberikan keuntungan bagi pemangku kepentingan karena bernilai komersial, di antaranya petani kecil, masyarakat lokal, dan berbagai perusahaan swasta.
Beberapa solusi lanskap berkelanjutan yang telah dikembangkan adalah:
- Daur ulang produk, misalnya karet dari ban dan kaca yang diubah menjadi produk lanskap, seperti mulsa, paving batu, dan bahan lainnya.
- Pengendalian hama terpadu (HPT) yang berkaitan dengan pertanian berkelanjutan.
- Penghematan penggunaan air dalam lanskap melalui desain teknik taman air yang bijaksana.
- Integrasi dan penerapan energi terbarukan, termasuk pencahayaan lanskap bertenaga surya.