Mohon tunggu...
Noorintan
Noorintan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hi Hello!!!!

Love, trust, and hope

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hujan Ibu Kota

31 Desember 2021   20:21 Diperbarui: 31 Desember 2021   20:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
goodnewsfromindonesia.id

Saat ini hujan sedang turun dengan derasnya, yaa begitulah. Sesuai judulnya ‘Hujan Ibu Kota’ dan ketika kamu sedang membaca ini pasti sedang malam, sore, ataupun pagi. Pastinya dengan cuaca yang aku harapkan cerah yaa. Tentu saja yang dipikirkan ketika pertama kali membaca ‘ibu kota’ pasti jelas terbayang kota Jakarta. Kota di mana banyak orang mengadu nasib dan dikenal dengan kota metropolitan. Bagaimana tidak? Beradasarkan survey yang dilakukan (2019) oleh beberapa ahli menyatakan bahwa kadar ataupun kualitas udara yang ada di Jakarta merupakan pertama terburuk di seluruh dunia. Wah wah wah, lihatlah kenyataan yang harus diterima oleh ibukota bumi pertiwi ini. Julukan sebagai salah satu ibu kota yang tidak aman pun pernah disematkan juga. Berbagai pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimaksimalkan pemerintah dalam tingkat konsumenrisme yang terjadi di era milenial seperti ini juga membuat pusing serta banyak menimbulkan pro dan kontra dalam penerapan peraturan yang mulai direalisasikan pemerintah. Masyarakat juga mulai bingung dengan beberapa pengelolaan sampah atau limbah lainnya yang pengaruhnya tentu saja dirasakan sendiri. 

Beberapa dampak yang ditimbulkan karenanya adalah BANJIR. Peristiwa banjir yang terjadi di wilayah ibu kota Jakarta sepertinya sudah menjadi agenda wajib tahunan di setiap musim penghujan. Bagaimana tidak? Masyarakatnya saja terkadang tidak mau sadar akan pentingnya membuang sampah sekecil apapun itu bentuknya, malah, mereka saling menyalahkan. Bahkan, menyalahkan pemerintah yang dalam penerapan kebijakannya juga perlu peran dari masyarakat sekitar. Jadi, program pemerintah itu sudah seharusnya didukung dan direalisasikan masyarakatnya. Katanya pengen ngerasain adil dan makmur, tapi masih saja tidak ada kesadaran diri sendiri. Menanamkan rasa kepedulian lingkungan sekitar, penting sekali dimulai semenjak usia dini. Mengenalkan lingkungan serta beberapa dampak yang ditimbulkan ketika lingkungan tersebut tidak kita jaga. Sebagai manusia yang mengharapkan kemakmuran dalam kehidupan, marilah kita sama-sama mewujudkan nilai peduli terhadap hal apapun itu yang terjadi di sekitar kita. Mulailah untuk belajar menjadi pribadi yang peka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun