Mohon tunggu...
Intan Marselly
Intan Marselly Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Silence is gold

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hujan Air Mata Menjelang Tidurku

22 April 2012   06:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:17 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Malam itu adalah malam yang sangat bersejarah bagiku. Malam yang penuh  dengan aura kebahagiaan dan keglamoran. Malam itu adalah malam dimana aku akan menjajah seluruh perhatian para penonton. "


Malam itu suasana hatiku benar-benar senang dan bangga apalagi melihat antusiasme para tamu yang datang.. Namun suasana hatiku sontak menjadi gelisah, takut, sedih dan kecewa melihat seseorang yang sangat berarti bagi hidupku bersama dengan orang lain. Pemandangan itu merupakan suatu tamparan besar bagiku.. Aku hanya bisa berpura-pura tidak melihat apapun dan terus saja tersenyum. Ketika aku mendengar mereka bercengkrama dengan asyiknya, hatiku mulai merasakan penyesalan yang sangat mendalam. Aku pun mulai bertanya-tanya , " mengapa dulu aku memilih keputusan itu?" , "mengapa dulu aku berbuat seperti itu kepadanya", "mengapa seakan-akan keputusan yang dulu aku buat menjadi pukulan terbesar dalam hatiku? "

Mulai saat itu, aku mulai membenci diri ku sendiri. Aku membenci semua hal tentang diriku. Aku membenci diriku ini yang tidak berpendirian, aku membenci diriku ini yang tidak berani untuk jujur pada diri sendiri, aku membenci diriku yang hanya bersandar pada logika dan penglihatan, bukan pada perasaan dan aku membenci diriku yang tidak bisa jujur mengenai perasaaanku pada orang lain.

Malam itu, didalam keramaian aku hanya bisa duduk dengan melemparkan senyuman. Saat itu, aku hanya bisa berpura-pura tertawa disaat mereka semua tertawa melihat kejadiaan yang lucu.. Saat itu, aku hanya bisa menutupi perasaanku yang sebenarnya dengan senyuman.

Malam itu, didalam kegelapan, aku berbaring di kasur ku mencoba untuk tidur. Namun disaat aku menutup kedua mataku, yang terlintas dipikiranku adalah bayang-bayang wajahnya, bayang-bayang penyesalan yang membulli hatiku. Didalam kegelapan itu, hatiku sakit.. benar-benar sakit.. Tanpa kusadari , air mataku mengalir begitu saja tanpa seijinku, mengalir dengan derasnya disaat kedua mataku masih tertutup.

"Aku hanya bisa berkata "aku ini bodoh bodoh dan bodoh! Mengapa aku bisa menangisi hal yang telah berlalu, mengapa aku menyesali hal telah terjadi.. Apakah dengan menangis semua hal dapat berubah?"


Berkali-kali aku mengubah mindset ku dengan pemikiran itu. Tapi perasaan ku tetap saja tak bisa terlepas dari rasa penyesalan dan ketakutan akan kehilangan..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun