Oleh : Siti nadiah, Tsaltsaturrosyidah azzahra, Lukmanul Hakim M. Pd, Annisa Noviantika Taufik, M. Pd
Menurut Kempa (2015), kepemimpinan pendidikan melibatkan pengorganisasian sumber daya fisik untuk secara efektif dan efisien memenuhi tujuan organisasi pendidikan, dengan fokus pada peningkatan efisiensi sekolah. Keberhasilan sekolah atau lembaga pendidikan bergantung pada kepala sekolah, karena kepemimpinannya sangat memengaruhi pencapaian tujuan dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Peran kepala sekolah terkait erat dengan peningkatan standar pendidikan. Lembaga pendidikan tidak hanya mencakup sekolah negeri, tetapi juga pesantren, yang mengutamakan ajaran Islam dengan tetap menerapkan kurikulum terpadu seperti lembaga pendidikan formal lainnya. Pengaruh peran kepala sekolah meluas ke sekolah negeri dan swasta, di mana manajemen dan kepemimpinan yang efektif sangat penting.Â
Lembaga yang berkualitas harus memiliki kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, karena peran inilah yang pada akhirnya menentukan keberhasilan atau kegagalan kualitas pendidikan di sekolah.Berdasarkan wawasan yang diperoleh dari wawancara dengan Bapak Aswad, S.Pd., Kepala Sekolah SDN Cipete 4, yang berlokasi di Kecamatan Pinang Kota Tangerang, mengenai peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.Peran utama kepala sekolah ini adalah dengan menekankan pentingnya kedisiplinan dan evaluasi kinerja bagi seluruh komponen sekolah, termasuk guru, staf kebersihan, keamanan, koordinator kelas dan komite sekolah.Â
Persoalan ini dianggap sangat krusial dan amat penting kepada ditelusuri, karena bertelur atau tidaknya suatu perguruan/ kebiasaan kursus berlebihan dipengaruhi oleh partikel bibit impak jiwa. Dalam kondisi ini dijelaskan bahwa bibit impak jiwa adalah pengajar dan gaya kependidikan yang menemukan simpulan tombak dan mesti dikembangkan pakai baik. Dengan dilaksanakannya kursus dan edukasi SDM, dongeng akan menggampangkan suatu kebiasaan/ perguruan kepada bekerja lebih konstruktif bagian dalam menggapai objek kursus di perguruan.
Menurut Hardjanto (2000:70), Pelatihan juga mengadakan babak pecah tutorial. Pelatihan berwatak spesifik, konstruktif dan tergesa-gesa. Spesifik artinya pedoman itu bertalian tambah negeri skedul yang dilaksanakan. Praktis dan tergesa-gesa bermakna apa yang dipelajari bisa dipraktikkan. Pelatihan juga mengadakan kesediaan kepada mempersangat pandangan dan kemahiran pekerja kepada mengamalkan jawatan tertentu. Sumber ekor jiwa melingkungi majikan pondok, guru, dan staf. Pendidikan dan pedoman tidak semata-mata berproses di pondok tetapi juga di bagian luar pondok. Kualitas benih ekor jiwa sangat ditentukan oleh suruhan pondok yang sangat menonjolkan usul bagian dalam pemerintahan tutorial dan pedoman. Sumber ekor jiwa yang bergolongan juga akan bertubrukan depan maksimalnya pertambahan kualitas pondok. Pendidikan dan pedoman ekstrakurikuler bisa dicapai tambah berbagai cara, terhitung wadah tutorial, set pedoman, dan kontribusi bagian dalam wadah.
Selain itu, dari hasil wawancara yang telah dilakukan bahwasannya kepala sekolah memastikan penerapan kurikulum nasional terbaru dan perubahan kebijakan pendidikan. Hal ini meliputi penyusunan modul ajar, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut pembelajaran untuk memastikan ketercapaian tujuan pendidikan. Menurut (Nafiah, 2023), Kurikulum Merdeka merupakan kerangka pedagogis yang ditandai dengan beban pembelajaran yang ditingkatkan dan beragam, dirancang untuk memberikan siswa kesempatan yang cukup untuk menginternalisasi konsep dan memperkuat keterampilan mereka. Pendidik diberikan otonomi untuk memilih dari spektrum yang luas dari sumber daya pendidikan dan untuk menyesuaikan metodologi instruksional mereka sesuai dengan persyaratan pembelajaran yang berbeda dan minat murid mereka. Kurikulum pembelajaran mandiri diberlakukan dengan memberikan lembaga pendidikan, termasuk pemimpin sekolah, pendidik, dan peserta didik, kebebasan untuk mengidentifikasi topik dan tema yang menarik dan relevan dengan aspirasi belajar mereka. Selain itu, pendidik memiliki kebijaksanaan untuk memilih pendekatan pedagogis yang paling kondusif untuk tujuan instruksional mereka. Terlepas dari kebebasan ini, pemerintah terus memberikan kerangka struktural pedoman kurikulum bagi para pendidik dan pelajar untuk dipatuhi. Meskipun demikian, kerangka kerja ini tidak diamanatkan untuk dieksekusi secara linier, tidak seperti kurikulum sebelumnya.
Perbedaan mencolok dari Kurikulum 2013 adalah Kurikulum memiliki struktur yang kurang fleksibel, waktu kelas tetap per minggu, dan materi dirancang jauh lebih padat, sehingga sulit untuk menerapkan konten pembelajaran mendalam, hal ini sesuai dengan tahap perkembangan siswa, dan rendahnya keragaman materi pembelajaran yang tersedia membuat guru kurang leluasa mengembangkan pembelajaran yang disituasikan dan memfasilitasi proses pembelajaran guru melalui berbagai metode. Teknologi digital tidak digunakan secara sistematis untuk mendukung Praktik. Bedanya dengan kurikulum merdeka adalah struktur kurikulumnya lebih fleksibel dibandingkan dengan kurikulum 2013, dan pembelajaran diselesaikan dalam satu tahun. Hasil pembelajaran diatur secara progresif, karena perangkat pendidikan yang berbeda dapat digunakan tergantung pada kebutuhan spesifik siswa. Ini memberi guru aplikasi yang memberikan fleksibilitas dan berbagai informasi referensi untuk memungkinkan guru terus mengembangkan praktik pengajaran dan praktik yang berbeda. Kurikulum Belajar Merdeka merupakan kurikulum yang terkait dengan Pendekatan Bakat dan Minat, atau pengembangan Profil Siswa Pancasila siswa.
Kepala sekolah berusaha menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dengan memperbaiki ruang kelas dan menyediakan alat bantu belajar seperti video pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa karena merupakan salah satu faktor terpenting bagi kenyamanan belajar siswa. Kepala sekolah mempunyai peran strategis dalam manajemen pendidikan. Sebagai pemimpin pembelajaran  tingkat sekolah, tanggung jawab utama Anda adalah mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah Anda. Pada tingkat operasional, kewajiban utama kepala sekolah adalah untuk menyelidiki dan menggunakan semua sumber daya pendidikan secara kohesif untuk secara efektif dan efisien memenuhi tujuan kelembagaan. Tentunya dalam konteks kepemimpinan pembelajaran bagi pemimpin sekolah di era digital, pemimpin sekolah perlu melek huruf dan memiliki talenta digital untuk mendukung penerapan kepemimpinan pembelajaran yang inovatif.
Kepala sekolah di SDN Cipete memainkan peran penting dalam mendorong penggunaan video pembelajaran dan alat digital guna meningkatkan kualitas pengajaran. Melalui kepemimpinan yang visioner, kepala sekolah menyadari bahwa teknologi adalah alat kunci dalam menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan efektif. Dengan mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bervariasi dan dapat mengakses sumber pengetahuan yang lebih luas. Namun, tantangan yang dihadapi seperti keterbatasan ekonomi dan teknologi menjadi perhatian besar. Untuk mengatasi hal tersebut, kepala sekolah mengambil langkah proaktif dengan meminjamkan perangkat seperti laptop kepada siswa yang membutuhkan, sehingga semua siswa dapat belajar secara setara dan optimal.
Selain itu, kepala sekolah juga berfokus pada peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan teknologi melalui program pelatihan. Mengakui bahwa pendidik tertentu mungkin memiliki keakraban terbatas dengan alat digital, pelatihan ini disusun dengan cermat untuk membantu mereka dalam integrasi teknologi yang mulus ke dalam praktik pedagogis mereka. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran di SDN Cipete, tetapi juga melengkapi pendidik dan pelajar untuk menavigasi kemajuan teknologi yang akan datang. Dengan kombinasi inovasi dan dukungan bagi para pendidik, kepala sekolah berhasil menciptakan lingkungan belajar yang adaptif dan inklusif, meskipun dihadapkan pada keterbatasan sumber daya.