Mohon tunggu...
Intan Faridatuzzahro
Intan Faridatuzzahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan

Saya adalah Mahasiswa semester 1 di Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Financial

Krisis Harga Bahan Pokok di Warung Bakso Pak Mat Pasuruan: Refleksi Kewarganegaraan dalam Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi

9 Desember 2024   14:41 Diperbarui: 9 Desember 2024   14:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Bakso Pak Mat di Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan (Sumber: Intan Faridatuzzahro)

Krisis harga bahan pokok yang terus melonjak menjadi tantangan besar bagi berbagai sektor ekonomi di Indonesia, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) seperti warung bakso. Salah satu contoh nyata dapat dilihat di Warung Bakso Pak Mat di Pasuruan. Pak Mat, seorang penjual bakso yang sudah lama berjualan di daerah ini, kini dihadapkan pada situasi yang sangat sulit akibat naiknya harga bahan baku, seperti daging sapi, tepung tapioka, dan bahan pokok lainnya. Kenaikan harga ini bukan hanya berdampak pada profit usaha, tetapi juga menciptakan ketidakpastian ekonomi yang mempengaruhi keberlangsungan usaha dan kehidupan para pelaku usaha kecil. Di sinilah, nilai-nilai kewarganegaraan dapat memberikan panduan dalam menghadapi tantangan tersebut.

Krisis Ekonomi dan Dampaknya pada Warung Bakso Pak Mat

Warung Bakso Pak Mat di Pasuruan telah menjadi tempat favorit bagi banyak warga setempat. Namun, seperti kebanyakan usaha kecil lainnya, mereka sangat bergantung pada harga bahan pokok yang stabil. Daging sapi, sebagai bahan utama bakso, mengalami lonjakan harga yang tajam akibat berbagai faktor, mulai dari kenaikan harga pakan ternak hingga fluktuasi pasar internasional. Tidak hanya daging sapi, harga tepung tapioka dan bumbu lainnya juga ikut meroket. Semua ini membuat Pak Mat harus berpikir keras untuk menjaga harga jual baksonya tetap terjangkau, sementara kualitas dan rasa tetap terjaga.

Sebagai seorang wirausahawan kecil, Pak Mat merasa sangat tertekan oleh situasi ini. Di satu sisi, dia harus menjaga keberlangsungan usahanya agar tetap dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan karyawan. Di sisi lain, dia juga tidak ingin memberatkan pelanggan setia yang sudah lama menikmati bakso buatannya. Di sinilah kewarganegaraan, sebagai bentuk tanggung jawab sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memainkan peran penting.

Kewarganegaraan dalam Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi

Kewarganegaraan bukan hanya soal hak dan kewajiban formal sebagai warga negara, tetapi juga mencakup rasa tanggung jawab terhadap sesama dan negara. Dalam konteks ini, kewarganegaraan mengajarkan kita untuk saling mendukung dan berkolaborasi dalam menghadapi masalah bersama, termasuk krisis ekonomi yang disebabkan oleh naiknya harga bahan pokok.

Dalam situasi sulit seperti ini, nilai-nilai kewarganegaraan dapat dilihat melalui upaya Pak Mat untuk tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi, tetapi juga memperhatikan dampak dari kebijakannya terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Misalnya, meskipun harga bahan baku naik, Pak Mat tetap berusaha agar baksonya tetap terjangkau bagi masyarakat Pasuruan, termasuk kalangan yang kurang mampu. Ini mencerminkan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi, yaitu menjalankan usaha dengan prinsip keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat, sesuai dengan sila kelima Pancasila.

Selain itu, Pak Mat juga berupaya untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan karyawan. Dalam menghadapi krisis ini, dia lebih memilih untuk menaikkan sedikit harga baksonya daripada mengurangi jumlah bahan yang digunakan. Tindakan ini mencerminkan nilai musyawarah dan mufakat (Sila keempat Pancasila), di mana keputusan diambil dengan mempertimbangkan kesejahteraan bersama, bukan hanya kepentingan pribadi.

Solidaritas dan Gotong Royong sebagai Nilai Kewarganegaraan

Salah satu nilai utama dalam kewarganegaraan adalah gotong royong, yang merupakan cerminan dari persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam menghadapi krisis ini, Pak Mat tidak berdiri sendiri. Dia berusaha membangun jaringan dengan pedagang lain di sekitar Pasuruan untuk mencari solusi bersama atas masalah yang dihadapi. Misalnya, mereka saling berbagi informasi mengenai pemasok bahan baku yang lebih murah atau cara-cara efisien dalam mengelola biaya operasional. Ini adalah contoh nyata dari prinsip kebersamaan yang tercermin dalam sila ketiga Pancasila, yang mengajarkan pentingnya persatuan dalam menghadapi masalah bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun