Kerang merupakan salah satu biota laut yang memiliki kandungan gizi tinggi serta rasa yang lezat. Namun, biota ini juga berpotensi mengakumulasi logam berat, misalnya timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg).
Apabila lingkungan perairan tidak tercemar, kandungan logam berat dalam kerang sangat rendah, misalnya kerang darah yang diambil dari perairan Bangkalan mengandung logam berat kadmium (Cd) sebesar 0,035 mg/kg.Â
Berdasarkan standar SNI No. 3460.1-2009 yaitu untuk daging kerang yang dikonsumsi manusia kandungan maksimum yang boleh ada, untuk Pb 1 mg/kg, dan Cd 1 mg/kg.Â
Dengan demikian daging kerang masih aman untuk dikonsumsi. Namun demikian, kandungan logam berat harus diupayakan serendah mungkin karena dapat terakumulasi dalam tubuh manusia.
Apa bahaya logam berat?
Logam berat dapat menghalangi kerja enzim sehingga metabolisme tubuh terganggu, menyebabkan kanker dan mutasi. Kadmium dalam kadar yang sangat tinggi akan sangat mengiritasi lambung, sehingga menyebabkan muntah dan diare.Â
Sementara paparan jangka panjang dengan kadar lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan di ginjal dan berisiko memicu penyakit ginjal, kerusakan paru-paru, dan tulang rapuh.Â
Paparan timbal yang tinggi akan  sangat merusak otak dan ginjal. Pada wanita hamil, tingkat paparan timbal yang tinggi menyebabkan keguguran. Sementara paparan tingkat tinggi pada pria dapat merusak testis, organ memproduksi sperma.
Bagaimana cara menurunkan kadar logam berat dalam daging kerang?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa larutan asam alami yang dibuat dari berbagai buah misalnya aneka jeruk, tomat, belimbing wuluh, asam jawa, nanas, dan juga rebusan kulit nanas dapat menurunkan konsentrasi logam berat dalam daging kerang.Â