Mohon tunggu...
Intan Siti Noer Rita Daswan
Intan Siti Noer Rita Daswan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writer and Life Style Blogger

Mom of three boys who loves writing, blogging, and story telling

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Memindahkan Risiko

17 Oktober 2016   19:49 Diperbarui: 17 Oktober 2016   19:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pro dan kontra masalah asuransi, aku dan suami mulai memikirkan hal yang satu ini. Antara ya dan tidak untuk memberikan asuransi pendidikan pada anak kami. Bukan hal yang mudah untuk memutuskan memberi asuransi untuk buah hati kami.

Kami paham dan sadar, masalah asuransi masih menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan. Ada yang berpendapat, kalau asuransi itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tapi, bagi saya dan suami, semuanya dikembalikan kepada niat.

Ketika kami memutuskan untuk mencari asuransi yang terbaik bagi anak, itu bukan berarti kami tidak percaya akan takdir baik Allah Swt. Kami berdua yakin seratus persen akan ke-MahaKuasaan dan ke-MahaKayaan Allah Swt. Apa yang kami lakukan hanyalah mencoba memindahkan risiko. Kami memutuskan untuk mulai mencari asuransi, khsususnya asuransi pendidikan, karena kami ingin berusaha untuk menjaga amanah yang luar biasa ini.  

Atas dasar itulah, meskipun usianya masih 13 bulan, tapi aku dan suami mulai mencari-cari asuransi pendidikan yang terbaik bagi si kecil. Kami pun mulai mendatangi dan mencari tahu satu persatu perusahaan asuransi yang ada di daerah kami. Hal itu kami lakukan karena kami tidak ingin asal menentukan dan salah pilih.

Seiring dengan niat kami mencari asuransi yang tepat bagi si kecil, suami saya pun mulai mendatangi kantor Bumiputera. Beruntung sekali, karena bisa bertemu langsung dengan pimpinannya. Dengan begitu, ada banyak pemaparan tentang Asuransi Bumiputera yang didapat. Dan, selang beberapa hari, ada seorang agen yang datang ke rumah untuk menanyakan kelanjutan dari niat kami.

Jujur kami akui, dengan keramahan agen yang datang ke rumah kami dan juga jam terbang Bumiputera yang sudah tidak bisa diragukan lagi, kami pun menyimpan nama Bumiputera diantara list pilihan utama kami. Ya, Bumiputera yang sudah malang melintang di dunia asuransi sejak tahun 1912, memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan bertahan selama 104 tahun, itu artinya para nasabah sudah sangat nyaman dengan pelayanan yang diberikan Bumiputera.

Saya dan suami pun menemukan banyak kenyamanan dengan produk Bumiputera yang ditawarkan. Meskipun hingga saat ini, kami belum bisa memutuskan apakah akan menjadi bagian dari Bumiputera atau tidak. Sekali lagi, apa yang kami putuskan bukan untuk satu atau dua hari, tapi untuk jangka waktu yang panjang. Ini adalah urusan jangka panjang, untuk melindungi masa depan anak kami. Tapi, memang Bumiputera patut diperhitungkan untuk dipilih.

Oya, ada satu hal yang ingin saya sampaikan di sini. Bumiputera yang sudah bertahan hingga berpuluh-puluh tahun, tentunya sudah memiliki nasabah yang setia. Dan, untuk membuat nasabah lebih setia, alangkah baiknya ketika kelebihan Bumiputera ini diikuti dengan peningkatan kualitas. Dalam hal ini, Bumiputera diharapkan bersahabat dengan era gadget sekarang ini. Maksudnya, Bumiputera diharapkan bisa lebih efisien dengan menggunakan sistem berbasis IT.

Fb

Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun