Mohon tunggu...
Intan Sutari
Intan Sutari Mohon Tunggu... Freelancer - Tulisan baik berasal dari tulisan amburadul yang terus diperbaiki. Konsisten menambah jam tayang!

Konsisten belajar menulis, temukan aku di intansutari23.blogspot.com atau intancutari98@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dongeng Horor Sebelum Tidur

29 November 2020   14:57 Diperbarui: 29 November 2020   15:02 4266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku dan keluargaku tinggal di desa kecil yang dulunya berisi hutan. Hidup di desa penduduknya jarang keluar rumah. Setelah magrib saja para tetangga berkumpul di depan rumah sambil berbincang. Lalu setelah isya' mulai berkurang, satu per satu pamit pulang. Pintu segera ditutup karena hawa yang dingin dan segera membaringkan tubuh untuk istirahat.

Tempat tidur kami cukup luas sehingga tidur bersama, aku, ibu dan dua adikku. Jika sudah berada dalam kamar tetapi belum memejamkan mata maka waktunya ibu untuk mendongeng. Tidak seperti dongeng si kancil yang mencuri timun. Tidak pula dongeng sinderella bersepatu kaca. Dongeng langganan ibu yaitu cerita horror zaman dahulu di sekitar rumah kami.

Rumah yang dibangun sejak tahun 90'an sangat berbeda dengan sekarang. Dahulu rumah satu dengan lainnya sangat berjauhan. Pagar antar rumah hanya berupa bambu yang dirakit untuk mengetahui batas tanah.

Ketika kami belum tidur ibu menceritakan kisah hantu yang sering lewat di pagar tembok samping rumah. Lalu dengan penasaran kami melempar pertanyaan yang terkadang konyol. Kegiatan bercerita malah membuat kami terbangun dan tergidik ngeri. Setelah itu ibu menceritakan sejarah bangsa. Tokoh yang sangat dikagumi yaitu pak Soeharto. Zaman pemerintahan nya diunggulkan oleh masyarakat desa. Kami hanya manggut-manggut meski tidak paham.

Kisah kebaikannya selalu diulang. Semboyan "panggah enak jamanku, to?" Sangat melekat kuat saat ibu bercerita. Padahal di balik itu aku baru sadar kekejaman saat orde baru. Beberapa menit memulai cerita sejarah, satu per satu dari kami mulai menguap dan membenamkan diri dalam mimpi.

Begitulah dongeng sebelum tidur ala ibuku. Sampai sekarang pun jika tidur bersama masih juga diceritakan kisah horror zaman dahulu. Berkali-kali diulang masih saja aku menanggapi, layaknya de Javu kami seperti dibawa ke masa kecil dahulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun