Mohon tunggu...
Intan Sutari
Intan Sutari Mohon Tunggu... Freelancer - Tulisan baik berasal dari tulisan amburadul yang terus diperbaiki. Konsisten menambah jam tayang!

Konsisten belajar menulis, temukan aku di intansutari23.blogspot.com atau intancutari98@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Ibu dan Delapan Anaknya

6 Desember 2020   20:39 Diperbarui: 6 Desember 2020   21:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak yang dilahirkan seperti kertas putih, bagaimana warnanya tergantung pola asuh orang tua dalam menorehkan pena.
Ungkapan menyebutkan bahwa ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya memang benar, karena ibu berperan penting bagi perkembangan anak pada 1000 hari pertama masa pertumbuhan dan seterusnya.

Masa pertumbuhan usia emas anak sangat bergantung pada perilaku ibu. Anak akan mencontoh hal-hal yang ibunya lakukan.
Jika ibu mempertunjukkan perilaku yang baik maka anak akan mengikutinya begitu pula sebaliknya.

Pengorbanan ibu sangat berarti bagi kehidupan keluarga. Bagiku ibu sebagai insan yang sangat kuat dalam mengurus rumah tangga. Ibuku perempuan hebat yang sudah melahirkan delapan anak kandungnya.

Memiliki saudara banyak bukan tanpa masalah. Terkadang perkataan buruk dari orang lain terasa lebih sakit dari omelan ibu setiap hari. Mendengar hal itu ibu selalu menghibur kami bahwa kalau dewasa pasti merasakan enaknya berkeluarga besar. Di luaran sana banyak pasutri yang rela mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan keturunan.

Tahun ini cukup repot karena enam dari delapan anak sedang menjalani pendidikan di setiap jenjang. Dua anak di perguruan tinggi, yang lainnya ada di TK, SD, SMP, SMA. Setiap pukul 6 pagi makanan sudah tersedia untuk sarapan. Belum lagi menghadapi adik bungsu yang susah disuruh sekolah, adik yang SD masih suka ngantuk, adik SMP SMA terkadang lupa menaruh barang. Keramaian selalu datang di setiap paginya.

Sekarang kami menyadari memiliki saudara banyak bukan suatu aib yang memalukan. Meskipun pahit saat menjalaninya tetapi dapat dijadikan sebagai pelajaran hidup untuk masa depan. Begini cara ibu mendidik kami delapan anaknya :

1. Bersikap Adil

Menjadi bagian dari keluarga besar memiliki pola asuh yang sangat berbeda. Kami diharuskan mandiri sejak dini. Ibu membagi tugas pekerjaan rumah seperti menyapu, menata rumah dan lainnya. Mencuci dan menyetrika baju juga dibebankan pada diri masing-masing.

Dalam hal keuangan dicukupkan untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sekolah dan kebutuhan mendesak lainnya.
Keinginan di luar kepentingan sekolah seringkali ditunda dulu. Untuk meningkatkan kesetaraan maka ibu tidak memberikan keinginan kami secara cuma-cuma. Agar bisa mendapatkan uang tambahan kami harus mengupayakan sendiri.

Pada saat pembagian makanan setiap harinya juga menjadi hal krusial. Terbayang 10 anggota keluarga yang harus di isi perutnya. Lauk yang ada dibagi sama rata misalnya telur goreng dipotong menjadi 4 bagian untuk 4 orang. Kebiasaan makan bersama juga sering kami lakukan.

Sikap adil yang diterapkan bertujuan agar anaknya tidak merasa ada yang dilebihkan yang berdampak pada pilih kasih. Semuanya sama saja.

2. Pembelajaran Menjadi Anak yang Mandiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun