Mohon tunggu...
Intan CahyaSeptia
Intan CahyaSeptia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Intan Cahya Septia adalah mahasiswa antropologi sosial di Universitas Diponegoro. Memiliki ketertarikan pada karya tulis, budaya, seni dan olahraga. Pernah menjadi panitia dalam acara seni fakultas “Mahakarya” pada tahun 2019. Selain itu, ditahun 2017 ia pernah menjadi salah satu penulis dalam buku “Di Sudut Jalan Braga”. Intan dapat dihubungi melalui surel: intancahyaseptia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyuluhan Budaya KB pada kelompok PKK Desa Gebangharjo oleh TIM 1 KKN Undip

8 Februari 2023   16:00 Diperbarui: 8 Februari 2023   16:04 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pracimantoro, Wonogiri 8/2/2023 - Dalam sejarahnya program KB telah disusun sebelum Indonesia merdeka tepatnya tahun 1930 namun baru diperluas dan dicanangkan secara besar-besaran oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1970-an terkait adanya pemahaman tentang jumlah penduduk yang meningkat tajam. Program KB ini dibarengan dengan program transmigrasi penduduk pulau Jawa ke beberapa Kawasan di luar Pulau Jawa yang dirasa tidak seimbang. Pemerintah juga memberikan lahan baru bagi penduduk yang ingin pindah ke wilayah yang sudah ditentukan. Seperti pada saat ini dapat dilihat sebagian besar penduduk Lampung di Pulau Sumatera merupakan suku Jawa maupun berdarah Jawa.

KB umumnya dilakukan oleh perempuan pada pasangan yang telah menikah dan budaya KB pada perempuan itu akhirnya dilakukan secara turun temurun. Padahal jika ditelisik, laki-laki dapat melakukan program KB jika ada pengetahuan lebih lanjut akan kondisi tertentu pasangan perempuan dan telah disepakati bersama secara baik.

Oleh sebab itu, Tim 1 KKN Undip Desa Gebangharjo, Intan Cahya Septia, melakukan penyuluhan kepada kelompok PKK Desa Gebangharjo pada Senin, 23 Januari 2023 di balai Desa Gebangharjo yang bertujuan memberikan informasi lebih lanjut seputar budaya KB pada perempuan. 

Program yang dilakukan berupa penyuluhan dimana telah dijabarkan seputar sejarah program KB yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia hingga berbagai jenis alat kontrasepsi dan efek samping dari beberapa jenis alat kontrasepsi yang ada. Harapan dalam terlaksanakannya penyuluhan budaya KB tersebut diantaranya dapat menjadi bahan pertimbangan pasangan suami istri dalam pemilihan alat kontrasepsi yang cocok berdasarkan pertimbangan biaya serta efek samping pada pasangan yang menggunakan alat kontrasepsi tertentu. Selain itu, diharapkan pula dengan adanya penyuluhan pada kelompok PKK nantinya akan disalurkan kembali informasi tersebut kepada masyarakat Desa Gebangharjo.

Luaran atau output kegiatan program kerja berupa modul penyuluhan berisi latar belakang budaya KB di Indonesia, jenis alat kontrasepsi KB bagi perempuan dan laki-laki, kelebihan dan kekurangan alat jenis alat kontrasepsi KB, efek samping yang dapat ditimbulkan, perkiraan biaya penggunaan alat kontrasepsi KB untuk pertimbangan bagi pasangan suami istri nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun