Mohon tunggu...
Intan Ummul Baiti
Intan Ummul Baiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - iamursh

อินตัน 인탄 إنتان

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernikahan Mewah: Tantangan Budaya dan Ekonomi di Era Modern

25 Januari 2025   16:04 Diperbarui: 25 Januari 2025   16:04 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Pernikahan Rizky Febian dan Mahalini

Pernikahan merupakan salah satu momen paling sakral dalam kehidupan banyak orang. Ia bukan sekadar perayaan yang mengikat dua individu dalam ikatan suami istri, tetapi juga menyatukan keluarga besar, teman-teman, dan komunitas. Namun, di sejumlah lokasi, pernikahan sering kali berubah menjadi acara besar yang memerlukan biaya tidak sedikit. Di Indonesia, tradisi pernikahan yang megah dan kaya akan ritual, meskipun sarat makna, sering kali menimbulkan tantangan finansial, terutama bagi pasangan muda yang baru memulai kehidupan bersama. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi alasan mengapa pernikahan dapat menjadi sangat mahal, serta dampak budaya dan ekonomi yang menyertainya.

Di Indonesia, banyak tradisi pernikahan yang memerlukan biaya yang cukup besar. Dari penyelenggaraan resepsi yang bisa mengundang ratusan hingga ribuan tamu, hingga serangkaian adat dan ritual yang harus dilaksanakan. Meskipun masing-masing daerah memiliki kebiasaan dan adat istiadatnya sendiri, secara umum proses pernikahan ini melibatkan pengeluaran yang sangat tinggi. Biaya tersebut mencakup sewa tempat, katering, gaun pengantin, dekorasi, serta pengeluaran lainnya seperti cincin pernikahan dan layanan fotografi. Di beberapa wilayah, mahar atau maskawin juga menjadi bagian penting dalam pernikahan, sering kali menambah total biaya yang harus dikeluarkan.

Salah satu faktor yang membuat pernikahan di Indonesia menjadi begitu mahal adalah adanya tekanan sosial untuk menyelenggarakan acara yang sesuai dengan harapan keluarga dan masyarakat. Banyak orang beranggapan bahwa pernikahan yang megah adalah simbol keberhasilan dan status sosial yang tinggi. Di sisi lain, pernikahan juga sering kali dianggap sebagai ajang untuk menunjukkan prestise keluarga. Tekanan ini mendorong pasangan untuk mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar dari yang seharusnya, agar acara pernikahan bisa dianggap "layak" di mata masyarakat.

Peran keluarga pun sangat signifikan dalam pernikahan. Bagi banyak orang tua, pernikahan anak merupakan kesempatan untuk memperlihatkan kebanggaan mereka dan menciptakan kenangan indah bersama keluarga besar. Akibatnya, tak jarang mereka ikut campur dalam menentukan biaya dan rincian acara, yang pada akhirnya dapat membengkakkan anggaran.

Biaya pernikahan yang tinggi sering kali menjadi beban bagi pasangan muda yang ingin memulai hidup baru bersama. Tantangan ini semakin terasa di tengah inflasi, tingginya harga barang, dan meningkatnya biaya hidup sehari-hari. Banyak pasangan yang baru memulai kehidupan bersama harus mengambil utang atau pinjaman untuk menutup biaya pernikahan mereka. Hal ini dapat menjadi beban jangka panjang dan mengganggu kestabilan keuangan keluarga baru. Selain itu, pasangan juga perlu mempertimbangkan biaya hidup pasca-pernikahan, yang bisa semakin menyulitkan kondisi keuangan mereka.

Pengeluaran besar ini ternyata sangat berpengaruh pada rencana masa depan pasangan. Banyak di antara mereka merasa terpaksa menunda pemilikan rumah, menabung untuk pendidikan anak, atau bahkan merencanakan masa pensiun, hanya karena harus mengalokasikan dana yang signifikan untuk biaya pernikahan.

Di zaman modern ini, semakin banyak pasangan yang mulai merenungkan kembali konsep pernikahan yang megah. Mereka berusaha untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan lebih fokus pada makna inti dari pernikahan itu sendiri, yaitu penyatuan dua individu yang saling mencintai. Beberapa pasangan memilih untuk menggelar pernikahan sederhana namun tetap bermakna, misalnya dengan mengadakan acara yang lebih intim, mengurangi jumlah tamu undangan, atau bahkan melaksanakan pernikahan secara daring untuk menghemat biaya. Selain itu, mereka semakin mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam masa depan dengan mengalokasikan dana pernikahan untuk membeli rumah atau menabung untuk kebutuhan keluarga.

Tidak sedikit pasangan yang juga memilih layanan pernikahan yang lebih praktis, seperti paket pernikahan terjangkau namun tetap elegan. Dengan cara ini, mereka bisa menghemat biaya tanpa mengurangi makna dan keindahan acara. Walaupun banyak pasangan mulai mengurangi biaya pernikahan, tradisi pernikahan yang mahal masih dipegang oleh banyak komunitas. Ini menimbulkan tantangan bagi masyarakat untuk merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan. Apakah makna pernikahan hanya terletak pada kemewahan acaranya, atau lebih pada komitmen dan keseriusan dua individu dalam membangun kehidupan bersama?

Pemerintah dan berbagai organisasi sosial perlu mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya kesejahteraan ekonomi, serta menjelaskan bahwa penampilan luar dalam pernikahan bukanlah satu-satunya hal yang penting. Misalnya, dengan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perencanaan keuangan sebelum menikah dan memberikan panduan tentang cara mengadakan pernikahan yang lebih efisien secara finansial tanpa mengorbankan maknanya.
Alternatif Tradisi Pernikahan di Era Modern

Di berbagai negara, termasuk Indonesia, konsep pernikahan sederhana atau intimate wedding semakin mendapatkan tempat di hati pasangan muda. Kini, banyak dari mereka memilih untuk menggelar pernikahan yang lebih intim, hanya dihadiri oleh keluarga terdekat dan sahabat-sahabat dekat. Dengan pilihan pernikahan yang lebih sederhana ini, tidak hanya biaya yang dapat ditekan, tetapi juga memberikan peluang untuk benar-benar menikmati momen berharga bersama orang-orang tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun