Mohon tunggu...
Intan Ummul Baiti
Intan Ummul Baiti Mohon Tunggu... Mahasiswa - iamursh

อินตัน 인탄 إنتان

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk, Berkenalan Dengan Anak Punk

11 Juli 2021   17:45 Diperbarui: 12 Juli 2021   01:02 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa sih anak punk? Cakep enggak? Tinggalnya dimana? Eits, sabar dulu ya. Artikel ini akan menjawab petanyaan di atas satu persatu. Agar lebih kenal dengan anak punk, simak penjelasan berikut ini ya.

Ketika kita melintasi jalan raya, kerap kali kedua bola mata kita tertuju pada segerombolan anak-anak muda bahkan tak jarang ada juga yang kelihatan masih di bawah umur. Mereka bertampang aneh dan sangar. Reaksi setiap orang pun berbeda-beda ketika melihat penampilan mereka. Ada yang ketakutan, ada yang keheranan dan ada juga yang merasa biasa saja karena sudah terbiasa melihat. Memangnya seseram apa sih mereka?

Penampilan mereka identik dengan pakaian serba hitam yang kelihatan lusuh dan kumal, memakai sepatu boots, tubuh bertato dan mengenakan berbagai macam aksesoris seperti kalung rantai, anting-anting atau tindik dan gelang berduri. Gaya rambut mohawk mirip dengan bulu landak yang di cat dengan  warna terang benderang juga merupakan gaya khasnya.

Ya, tepat sekali. Kira-kira deskripsi di atas cukup membantu untuk menggambarkan bagaimana sosok anak punk. Biasanya mereka bisa dijumpai di tempat-tempat keramaian di pusat kota seperti tempat-tempat hiburan, jalanan, pertokoan dan pasar. 

Bagi yang masih asing dengan istilah punk, ternyata punk ini merupakan sebuah singkatan dari Public United Not Kingdom atau dalam bahasa Indonesia berarti komunitas di luar kerajaan (pemerintah). Konon, aliran ini pertama kali muncul pada tahun 60-an di Inggris. Komunitas punk terbentuk sebagai wadah untuk mengekspresikan kekesalan dan kekecewaan mereka dengan pemerintah melalui musik. 

Pasalnya, keadaan pemerintahan Inggris pada waktu itu sedang dilanda krisis ekonomi sebagai akibat dari penetapan pajak yang terlalu tinggi. Hal tersebut ternyata membawa dampak yang luas terhadap maraknya pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, kelaparan dan kesenjangan sosial. Kelompok masyarakat yang didominasi oleh kalangan bawah yang tertindas akhirnya merasa putus asa dan kecewa. Sehingga mereka memutuskan untuk turun ke jalanan sebagai bentuk aksi protes terhadap pemerintah dengan cara berdemo dan bermusik yang liriknya mengandung kritikan pedas terhadap penguasa di sana. Semakin hari jumlah mereka semakin bertambah sehingga banyak komunitas punk yang bermunculan di jalanan. Dari sinilah kemudian muncul istilah street punk atau komunitas punk jalanan.

Punk merupakan budaya yang berasal dari Barat yang sudah mendunia. Budaya ini bukan hanya bergerak dalam bidang musik saja, melainkan juga cara berpakaian. Hadirnya komunitas punk di tengah-tengah masyarakat Indonesia merupakan salah satu bukti nyata dari adanya arus deras globalisasi. Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir tahun delapan puluhan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung melalui media musik. Dan kemudian merambah ke berbagai daerah di Indonesia.

Seiring dengan berjalannya waktu, komunitas ini telah kehilangan semangat dan tujuan utamanya dalam menyuarakan aspirasi mereka terhadap pemerintah. Banyak kaum muda yang hanya sekadar ikut-ikutan hanya untuk mencari kesenangan semata tanpa mengetahui maksud dan tujuan yang sebenarnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk bergabung dengan komunitas punk, antara lain adalah kurangnya perhatian dan kekerasan dalam keluarga, kondisi ekonomi, pengaruh teman, adanya kemauan dari diri sendiri untuk mencari kebebasan di luar dan lain sebagainya. Alasan-alasan tersebut telah mendorong seserorang untuk menjadikan punk sebagai tempat pelarian semata.

Dandanan anak punk yang mencolok serta gaya hidup yang begitu kontras dengan budaya Indonesia telah membuat komunitas ini mendapatkan banyak sorotan dari masyarakat. Berbagai persepesi negatif masyarakat mengenai anak punk pun sudah tidak terbendung lagi. 

Ketika pertama kali melihat atau mendengar kata anak punk, hal-hal yang muncul dipikiran masyarakat yakni seperti halnya bahwa anak punk itu pemabuk, pembuat onar, berandalan, preman, pecandu narkoba, seks bebas dan lain-lain.  Pada kenyataannya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan komunitas punk jalanan telah menimbulkan tindakan-tindakan yang bersifat anarkis dan merugikan orang lain seperti merusak fasilitas umum, pemalakan, tawuran dan lain-lain. Hal semacam inilah yang tidak bisa diterima dan dimaklumi oleh kebanyakan masyarakat. Sehingga masyarakat cenderung menghindar dan menjauhkan diri dari komunitas punk. 

Meskipun demikian, tak semua komunitas punk menjerumus ke arah negatif. Ada juga komunitas anak punk yang memiliki nilai positif di hati masyarakat. Salah satunya yaitu kegiatan berbagi takjil gratis pada bulan Ramadan yang dilakukan oleh komunitas punk di berbagai kota seperti Depok dan Bogor tahun lalu. Tentunya dengan kegiatan ini bisa membantu untuk menepis kesan negatif yang selama ini sudah melekat pada komunitas punk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun