Mohon tunggu...
Intan Ardina Damayani
Intan Ardina Damayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Fakultas Sekolah Vokasi, Departemen Teknologi dan Industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN UNDIP: Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Pertanian Menjadi Briket Bernilai Jual di Desa Sikunang

21 Februari 2022   07:00 Diperbarui: 21 Februari 2022   07:42 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WONOSOBO- Rabu (24/11) Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)  Tematik Universitas Diponegoro (Undip) di Dusun Sikunang, Desa Sikunang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, berinovasi mengolah limbah pertanian terutama daun kering menjadi briket organik yang layak jual untuk dikembangkan. Limbah pertanian merupakan salah satu permasalahan yang ada di Desa Sikunang. Dalam mengelola limbah pertanian dibutuhkan suatu inovasi agar limbah tidak mencemari lingkungan dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber perekonomian baru.

"Saat ini dalam mengelola limbah pertanian, khususnya daun kering dari tanaman liar yang tumbuh di ladang warga  hanya dibuang begitu saja, padahal limbah tersebut dapat mengotori ladang dan menimbulkan bau tidak sedap serta dapat menjadi sumber penyakit. Selain itu, limbah pertanian dapat memiliki nilai jual yang tinggi jika diolah dengan baik dan menarik." Kata Intan Ardina, salah satu mahasiswa KKN Tematik Undip di Dusun Sikunang.

Mahasiswa KKN lainnya bersama dengan Intan Ardina yang belajar di Jurusan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi dan dosen pembimbing Bapak Fahmi Arifan, S.T., M.Eng, dan Bapak. Ir.R.TD. Wisnu Broto, M.T.  memperkenalkan dan mensosialisasikan kepada  warga Dusun Sikunang  mengenai proses pengolahan limbah pertanian menjadi briket organik. Mereka  berharap inovasi ini dapat bermanfaat bagi warga Dusun Sikunang.

"Membuatnya relatif mudah, jadi orang bisa membuatnya sendiri. Briket organik ini bisa digunakan sebagai pengganti arang yang biasa digunakan untuk menyalakan tungku, sehingga cocok untuk warga desa Sikunang yang tinggal di lingkungan dataran tinggi dengan suhu yang cukup ekstrim." ujarnya.

Intan menjelaskan cara membuat briket organik. Pertama proses pengeringan limbah pertanian seperti daun dijemur atau menggunakan dikeringkan menggunakan oven. Daun yang sudah kering kemudian dibakar melalui proses karbonasi untuk membentuk arang. Arang daun kemudian dihaluskan dan dicampur dengan perekat berupa bubur lem dari tepung tapioka. Adonan arang daun dan lem tersebut kemudian dicetak menggunakan pipa pvc sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Setelah tercetak, briket kemudian dikeringkan dan dicelupkan ke dalam minyak tanah jika akan digunakan.

Kedepannya inovasi briket organik ini bertujuan untuk menjadi solusi pengolahan limbah pertanian yang ada di desa Sikunang. Lebih sedikit limbah pertanian yang terbuang dan Warga Sikunang bisa memaksimalkan limbah pertanian menjadi barang yang bernilai jual. Inovasi  mahasiswa KKN didukung penuh oleh Aparatur Desa Sikunang Wonosobo dan Kelompok Usaha Bersama Desa Sikunang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun