Mohon tunggu...
Intana Rahmadhani
Intana Rahmadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nahdlatul ulama Blitar

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mendorong Keadilan: Peran Media Sosial dan Reaksi Publik dalam Kasus Vina

29 Desember 2024   21:37 Diperbarui: 29 Desember 2024   21:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Kasus Vina di Cirebon menjadi sorotan publik dan menyoroti berbagai isu penting dalam sistem peradilan, terutama terkait kekerasan seksual dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Dalam era digital saat ini, media massa dan media sosial memainkan peran krusial dalam membentuk opini publik dan mendorong transparansi dalam penegakan hukum. Artikel ini akan membahas bagaimana reaksi sosial dan media sosial berkontribusi dalam mendorong keadilan bagi korban serta tantangan yang dihadapi dalam sistem peradilan.

Peran Media Massa dan Media Sosial

Media massa telah lama menjadi alat yang ampuh dalam membentuk citra dan opini publik. Dalam konteks kasus Vina, media sosial berfungsi sebagai platform bagi masyarakat untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap penanganan kasus yang dianggap tidak adil. Melalui kampanye digital, petisi, dan demonstrasi, masyarakat memberikan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bertindak. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya sebagai sarana informasi, tetapi juga sebagai alat mobilisasi sosial yang efektif.

Reaksi Sosial dan Tekanan Publik

Reaksi sosial terhadap ketidakadilan dalam sistem peradilan sering kali muncul dalam bentuk protes kolektif. Kasus Vina menjadi contoh nyata di mana masyarakat merasa perlu untuk bersuara ketika penanganan kasus kekerasan seksual tidak memadai. Tekanan publik ini berfungsi sebagai pengingat bagi aparat penegak hukum bahwa mereka harus bertanggung jawab dan transparan dalam proses penyelidikan. Masyarakat, melalui media sosial, berhasil menciptakan kesadaran yang lebih besar akan pentingnya keadilan bagi korban.

Tantangan dalam Sistem Peradilan

Meskipun ada kemajuan dalam mendorong keadilan, kasus Vina juga mengungkapkan kelemahan dalam sistem hukum. Banyak korban kekerasan seksual enggan melapor karena stigma sosial, ketakutan akan reviktimisasi, dan kurangnya dukungan dari aparat hukum. Kasus ini menunjukkan bahwa ketakutan tersebut bukan tanpa alasan, dan ada kebutuhan mendesak untuk mereformasi sistem hukum agar lebih berpihak kepada korban. Proses hukum yang lamban dan kurangnya perlindungan bagi korban selama penyelidikan menjadi tantangan yang harus diatasi.

Reformasi Hukum dan Kesadaran Sosial

Kasus Vina memicu diskursus tentang perlunya perbaikan dalam sistem hukum yang lebih sensitif terhadap kebutuhan korban kekerasan seksual. Masyarakat semakin menyadari pentingnya perubahan hukum yang dapat memberikan perlindungan lebih baik bagi korban. Media sosial berperan penting dalam mengawal kasus ini, membentuk opini publik, dan menekan pihak berwenang untuk bertindak. Kesadaran ini menjadi katalis untuk mendorong reformasi yang diperlukan dalam sistem peradilan.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun