Mohon tunggu...
Inovasi

Tradisi Gotong Royong Tertutup oleh Budaya Barat

25 Oktober 2016   20:43 Diperbarui: 25 Oktober 2016   20:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Gotong royong adalah salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia  di puji oleh bangsa lain. Karena budaya ini unik penuh dengan rasa toleransi yang tinggi sehingga dapat menjadi bangsa yang menyatu dari sabang sampai merauke. Cirri khas dari budaya Indonesia salah satunya adalah gotong royong, perilaku positif yang dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rukun, kuat, dan bermasyarakat. kita mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya. 

Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme.Sesungguhnya budaya gotong-royong merupakan kekuatan besar budaya masyarakat yang perlu dikembangkan terus di negeri ini”.Gotong royong saat ini sudah dikatakan budaya yang hilang di Indonesia, bisa dilihat saja jarang sekali ada masyarakat yang yang melakukan tradisi gotong royong, mungkin masih ada sebagian daerah kecil yang melakukan tradisi ini. Tardisi yang hilang ini disebabkan karena adanya pengaruh dari budaya barang yang mulai memasuki Indonesia.

 Sebagian orang mulai beranggapan bahwa “hidup bebas tanpa mengganggu orang lain” sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih mengerjakan sesuatu sendiri, dan apabila ada tetangga atau orang lain yang membutuhkan bantuan banyak yang menyepelekan, karena ia beranggapan bahwa semua pasti bisa dilakukan oleh orang tersebut, bantuanku munggkin tidak berguna. Ataupun pada zaman sekarang ini contohnya jika ada masyrakat yang ingin membangun rumah pasti akan menyewa tukag bukan malah meminta bantuan kepada orang lain, beda dengan dahulu, dahulu orang yang membangun rumah banyak dibantu oleh tetangga sekitar.

 Ada juga contohnya masalah seperti membangun jembatan di daerah-daerah tertentu saat ini masalh pembanguna infrastruktur suah bdikerjakan oleh pekerja sendiri yang dibayar oleh pemerintah, berbeda dengan yang dahulu, dahulu pembanguna infrastruktur daerah seperti jembatan banyak dilakukan oleh masyarakat sendiri secara gotong royong. Mungkin pemerintah juga menyadari bahwa masyarakat saat ini sudah muli meninggalkan tradisi gotong royong ini.Tradisi gotong royong yang menipis ini, termasuk dalam teori evolusi (evolutionary theory), seperti pendapat Emile Durkheim (1858-1917) bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Dan pendapat Ferdinand Tonnies (1963) bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif, menjadi tipe masyarakat besar yang memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun