Kegiatan ini diadakan tepat pada 22/04/22, sehari setelah Kartini’s Day. Sharing kali ini digelar oleh sebuah paltform yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan Indonesia di berbagai bidang, salah satunya bidang kewirausahaan. Untuk mencapai tujaun di atas, Pemimpin.id menyediakan berbagai konten pengetahuan tentang bisnis, inspirasi, webinar, workshop termasuk sharing session ini.
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa orang cerdas diantaranya kak Zia sebagai MC yang luar biasa. Kemudian terdapat 4 narasumber hebat diantaranya kak Elisa Valenta seorang yang bergerak dalam bidang media massa seperti Jurnalis, reporter CNN serta senior writer di FI. 3 lainnya yaitu kak Sari Chairunnisa yang bergerak dalam bidang kosmetik, kak Livia Rosti Fahriani seorang founder of herpreneur Lab, PO Endeavor Indonesia dan Ex-management TFI.
Terakhir adalah kak Theresia Tanzil seorang yang bergerak dibidang programming seperti data engineer, solution architect dan bachend developer serta business operations.
Selain itu, ada juga moderator keren yang memandu berjalannya sharing session yaitu kak Tiara Rahayu seorang mahasiswa Biology Military Universitas Pertahanan RI dan merupakan seorang content creator. Dan seluruh peserta yang open mind terhadap tema di atas.
Teras Belajar yang memuat acara sharing ini memiliki beberapa point penting yang wajib diketahui oleh perempuan Indonesia pada khusunya dan masyarakat luas pada umumnya. Berikut adalah poin-poin penting yang termuat dalam pembicaraan tersebut.
Pertama, bagaimanakah Peran perempuan untuk Indonesia sesuai karir masing-masing narasumber? Dalam bidang ekonomi, perempuan bisa menjadi leader di dalamnya, seperti founder, manager dan jabatan lainnya.
Dalam bidang kosmetik, hampir seluruh leader dan pekerjanya adalah perempuan dimulai dari owner, ketua tim bahkan karyawan yang bergabung dalam tim tersebut. Dalam bidang media massa seperti jurnalis merupakan posisi yang berperan penting terhadap penyaluran berita yang dapat disimak masyarakat.
“Dalam bidang programming, perempuan tidak kalah saing untuk terjun dan memiliki profesi sebagai programmer. Sebab, pada awalnya di Jepang perempuan ditempatkan di bagian software sedangkan laki-laki di bagian hardware-nya.
Namun, seiring perkembangan zaman terdapat pergeseran posisi antara laki-laki dan perempuan sesuai kemampuan masing-masing. Sehingga dapat kita lihat bahwa, saat ini banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan menggeluti bidang tersebut seperti data engineer, data analyst, data scientist, percodingan dan sebagainya.” Jelas kak Theresia, salah satu narasumber.