BANDUNG (Rancaekek) - Sejak adanya virus covid-19 di Indonesia selama satu tahun belakangan ini banyak yang telah berubah di Indonesia, salah satunya tidak boleh adanya kerumunan dimana-mana hal ini merupakan salah satu aturan pemerintah yang telah ditetapkan dan wajib dilaksanakan oleh masyarakat di indonesia untuk mencegah penularan virus covid-19 di Indonesia khususnya di wilayah Rancekek Bandung.
Saat ini masyarakat mulai merasakan dampak yang terasa terhadap virus tersebut selain rasa takut terkena virus covid-19 ini juga khawatir oleh orang sekitar dan merasa cemas akan mata pencarian, Masyarakat yang mengalami gangguan perubahan dan tidak dapat memiliki mata pencarian akibat virus corona ini selama satu tahun belakangan.
Dasman (51) yang merupakan seorang pedagang keliling pasar kaget di Rancaekek Bandung merasakan dampak yang sangat besar terhadap usaha yang dijalankan nya, hal ini karena aturan pemerintah yang melarang adanya kerumunan dimana-mana membuat beliau susah untuk berjualan karena larangan tersebut.
“Sebelum adanya virus corona saya dapat berjualan di beberapa pasar kaget yang ada di Rancaekek, antara lain yaitu di pasar Linggar, Kencana ,Warung China Khatex dan beberapa tempat lainnya dan untuk mulai bejualan dari pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB. Namun, setelah adanya larangan yang dibuat oleh pemerintah mengenai tidak boleh adanya kerumunan dimana-mana dan penutupan pasar kaget membuat saya susah untuk berjualan karena tidak ada tempat atau pasar yang saya biasa pakai untuk berjualan.” penuturan yang disampaikan oleh Dasman, Senin (12/4/21) sore.
Hal ini berpengaruh juga dalam pendapatan atau penghasilan saat berjualan yang didapatkan oleh Dasman sebelum dan sesudah adanya virus corona sangatlah jauh berbeda yang ia rasakan selama pandemi covid-19 ini.
“Pendapatan saya sebelum corona dengan berjualan di beberapa pasar kaget dengan hari dan jam yang berbeda mendapatkan pendapatan sebesar sekitar Rp. 200.000-Rp 500.000 dalam satu hari dipasar kaget yang berbeda, hal ini sangat jauh berbeda setelah adanya larangan untuk berjualan di pasar kaget oleh pemerintah, pendapatan yang di dapat setelah corona hanya sebesar Rp.50.000 ataupun pernah saya sampai tidak mendapatkan uang sepeserpun ketika berjualan,” kata Dasman saat diwawancari.
Akibat susahnya berjualan dimana-mana Dasman mengalami dampak yang sangat banyak dan besar diantaranya kehabisan modal usaha, stok barang berkurang dan sampai harus berganti profesi yaitu sebagai penangkap cacing untuk ikan hias yang harga jualnya kurang dari Rp.50.000/kg dan penangkap burung pipit.
"Dengan kondisi pandemi ini saya mencari cacing dan burung pipit untuk dijual, Akibatnya pandemi ini saya beralih profesi dulu mungkin sangat jauh saat berjualan dipasar kaget karena pendapatannya kurang dari hasil cacing dan burung." ucap Dasman
Cacing yang ia dapat untuk dijual ketika kondisi cacing masih hidup dan baik yang bisa dijual. Jika kondisi cacing mati atau kurang baik maka cacing tidak dapat dijual dan Dasman mengalami kerugian kembali apabila cacing yang ia tangkap tidak bisa terjual dan Dasman menjual cacingnya yang ia dapat dari hasil menangkapnya di jual kembali ke tempat yang berada di Ujungberung.
"Jika kondisi cacing yang saya dapat baik dan tidak mati bisa dijual dan jika tidak baik atau cacing keadaan mati saya tidak bisa untuk dijual." kata Dasman