Menteri Pendidikan resmi mengumumkan penggunaan Kurikulum Merdeka tepat pada tahun pelajaran 2022/2023 untuk semua jenjang pendidikan baik dasar maupun menengah. Kurikulum merdeka merupakan bagian dari pemulihan pembelajaran yang semula disebut sebagai kurikulum prototipe. Kurikulum yang mengedepankan model pembelajaran berbasis projek ini, merupakan kurikulum yang memiliki karakteristik terdapat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di mana melalui projek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Projek ini melatih peserta didik untuk melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar mereka. Projek penguatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Adanya kurikulum merdeka ini menghadirkan pro dan kontra di kalangan pendidikan khususnya bagi guru dan peserta didik. Banyak guru yang mengeluhkan sebenarnya pendidikan kita ini mau dibawa kemana ? setiap ganti menteri pasti ganti pula jenis kurikulumnya. Belum tuntas pembelajaran pada kurikulum 2013, pendidik sudah harus beradaptasi dengan kurikulum baru. Bahkan menurut beberapa survei pembelajaran dengan kurikulum 2013 revisi pun banyak yang belum terealisasi imbas dari perubahan kurikulum sebelumnya.
Banyak sekali kelebihan dan kekurangan dalam kurikulum merdeka, kelebihan di antaranya guru dapat memberikan keleluasaan dalam mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Tak hanya itu, sekolah juga diberikan kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum sesuai dengan karakteristik masing-masing. Selain itu, Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif. Model pembelajaran di kurikulum tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan berbasis proyek di dalam kelas. Nantinya, peserta didik akan mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan saat lulus sekolah, seperti bekerja dalam kelompok dan menghasilkan suatu karya. Sedangkan kekurangan di antaranya adalah guru harus beradaptasi dengan penggunaan teknologi, sehingga untuk beberapa guru yang belum menguasai teknologi pasti akan banyak menimbulkan kesulitan. Selain itu, sekolah harus menyediakan buku-buku yang menunjang kurikulum merdeka sehingga harus mengeluarkan budget kembali untuk pembelian buku.
Penerapan kurikulum merdeka juga mengharuskan guru untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menunjang keberhasilan mencapai merdeka belajar peserta didik, sehingga peserta didik dapat lebih mandiri. Penerapan kurikulum merdeka dapat menstimulus peserta didik untuk berpikir kritis, di mana guru hanya menjadi fasilitator dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru tidak diperkenankan melakukan pembelajaran dengan model dan metode yang konvensional yang mengakibatkan peserta didik hanya mengandalkan materi yang diberikan oleh guru saja.
Adanya perubahan kurikulum ini membuka harapan bagi guru supaya ke depannya pendidikan akan lebih konsisten dalam penggunaan kurikulum sehingga apa yang sedang diupayakan oleh guru dan sekolah dapat tercapai, jangan sampai di tengah usaha perbaikan program pendidikan harus terhenti hanya karena menteri yang baru mengumumkan adanya pergantian kurikulum dengan program yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, sehingga guru dan sekolah harus kembali beradaptasi dan menggali informasi untuk mencapai keberhasilan penerapan kurikulum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H