Olahraga tradisional Bebentengan yaitu berasal dari daerah Jawa Barat, latar belakang dari sejarah olahraga tradisional ini sudah ada sejak zaman dahulu tepatnya saat indonesia berhasil meloloskan diri dari penjajahan dan menyatakan kemerdekaannya, yang pada saat itu indonesia semakin bangkit .Â
Asal nama bebentengan ini berasal dari kata benteng atau pertahanan, ada juga yang menyebutkan diambil dari nama markas yang dulu dikenal dengan sebutan benteng.
Bebentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'. Permainan ini akan dimenangkan oleh suatu kelompok jika berhasil merebut atau menyentuh benda yang dijadikan benteng oleh kelompok lainnya.
Nilai yang terkandung dalam Olahraga tradisional Bebentengan ini yaitu bahwa pernainan ini mencerminkan tentang perjuangan bangsa Indonesia pada saat melawan penjajah, karena permainan ini menggunakan strategi dan perjuangan, Bebentengan ini juga dapat menumbuhkan sikap kerjasama, peduli, dan berani.
Adapun kajiian dimensi sosiologi yang terdapat dalam Olahraga tradisional ini yaitu :Â
1. Dimensi sosial/ MasyarakatÂ
yaitu bahwa disini adanya Bebentengan dalam konteks budaya masyarakat sunda di masa lalu sangat erat kaitannya dengan relasi sosial. Permainan dalam tradisi sunda Kaulinan Bebentengan di masa lalu masih menempati posisi yang penting dalam kehidupan masyarakat kekinian dan perlu dipertahankan mengingat Bebentengan mampu mewadahi nilai-nilai kearifan lokal dari budaya Sunda yang menyukai keakraban.
2. Dimensi Ekonomi
Bebentengan di daerah saya hanya dijadikan permainan saja jadi tidak mempengaruhi ekonomi
masyarakat sekitar.
3. Pengembangan Wisata
Bebentengan merupakan permainan yang harus di lestarikan dan bisa dijadikan wisata untuk masyarakat luar. Salah satu upaya melestarikannya adalah mentransformasikan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di dalamnya ke dalam konteks kekinian. Salah satunya adalah menempatkannya sebagai sumber gagasan pembelajaran seni tari kreatif di Sekolah Dasar (periksa Giyartini 2013: 69-82; Suharno dan Giyartini, 2013: 443-448). Gagasan ini cukup mendasar karena menurut Wahab (2013: 27-32) mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui pelestarian kebudayaan.
4. Dalam Norma Suku Ras
Permainan ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan tidak memandang orang dari suku ras nya.
Kesimpulan : Inti dari permainan ini adalah pemain harus menjaga bentengnya sendiri dan mengambil alih benteng milik lawan.
Bebentengan ini perlu dilaksanakan ataupun dilestrikan, karena bebentengn ini mempunyai nilai nilai yang sangat kuat terutama untuk meningkatkan kerjasama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H