Mohon tunggu...
Intan Tania Widyanti
Intan Tania Widyanti Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa Ilmu Keolahragaan

Nama Penulis : Intan Tania Widyanti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Olahraga Tradisional Bebentengan

20 Desember 2021   09:10 Diperbarui: 20 Desember 2021   09:14 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Olahraga tradisional Bebentengan yaitu berasal dari daerah Jawa Barat, latar belakang dari sejarah olahraga tradisional ini sudah ada sejak zaman dahulu tepatnya saat indonesia berhasil meloloskan diri dari penjajahan dan menyatakan kemerdekaannya, yang pada saat itu indonesia semakin bangkit . 

Asal nama bebentengan ini berasal dari kata benteng atau pertahanan, ada juga yang menyebutkan diambil dari nama markas yang dulu dikenal dengan sebutan benteng.

Bebentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'. Permainan ini akan dimenangkan oleh suatu kelompok jika berhasil merebut atau menyentuh benda yang dijadikan benteng oleh kelompok lainnya.

Nilai yang terkandung dalam Olahraga tradisional Bebentengan ini yaitu bahwa pernainan ini mencerminkan tentang perjuangan bangsa Indonesia pada saat melawan penjajah, karena permainan ini menggunakan strategi dan perjuangan, Bebentengan ini juga dapat menumbuhkan sikap kerjasama, peduli, dan berani.

Adapun kajiian dimensi sosiologi yang terdapat dalam Olahraga tradisional ini yaitu : 

1. Dimensi sosial/ Masyarakat 

yaitu bahwa disini adanya Bebentengan dalam konteks budaya masyarakat sunda di masa lalu sangat erat kaitannya dengan relasi sosial. Permainan dalam tradisi sunda Kaulinan Bebentengan di masa lalu masih menempati posisi yang penting dalam kehidupan masyarakat kekinian dan perlu dipertahankan mengingat Bebentengan mampu mewadahi nilai-nilai kearifan lokal dari budaya Sunda yang menyukai keakraban.

2. Dimensi Ekonomi

Bebentengan di daerah saya hanya dijadikan permainan saja jadi tidak mempengaruhi ekonomi
masyarakat sekitar.

3. Pengembangan Wisata

Bebentengan merupakan permainan yang harus di lestarikan dan bisa dijadikan wisata untuk masyarakat luar. Salah satu upaya melestarikannya adalah mentransformasikan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di dalamnya ke dalam konteks kekinian. Salah satunya adalah menempatkannya sebagai sumber gagasan pembelajaran seni tari kreatif di Sekolah Dasar (periksa Giyartini 2013: 69-82; Suharno dan Giyartini, 2013: 443-448). Gagasan ini cukup mendasar karena menurut Wahab (2013: 27-32) mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui pelestarian kebudayaan.

4. Dalam Norma Suku Ras

Permainan ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan tidak memandang orang dari suku ras nya.
Kesimpulan : Inti dari permainan ini adalah pemain harus menjaga bentengnya sendiri dan mengambil alih benteng milik lawan.
Bebentengan ini perlu dilaksanakan ataupun dilestrikan, karena bebentengn ini mempunyai nilai nilai yang sangat kuat terutama untuk meningkatkan kerjasama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun