Pembelajaran secara tradisional melalui face to face dan datang ke sekolah memerlukan pembaharuan. Dilihat dari sudut pro dan kontra dalam masyarakat, nampaknya pembelajaran secara face to face dinilai mengkhawatirkan dan kurang efektif. Selain itu, pembagian jadwal kelas secara paralel dan bergantian pun membuat guru maupun murid lebih lelah.
"Saya harus bolak-balik dua ruangan kelas karena PTM (Pertemuan Tatap Muka)  karena sekolah kekurangan guru", ucap Bu Yati  selaku wali kelas di kelas 4 SDN Kulur 1 Majalengka.
Permasalahan  tersebut sebetulnya dapat diatasi dan diminimalisasi dengan strategi belajar secara daring dan pembelajaran berbasis tugas. Hal tersebut juga dinilai lebih efektif dalam membuat kerangka belajar dan penilaian  bagi guru mau pun siswa.
Task-based learning membuat penggunanya lebih mudah dalam berkegiatan karena menggunakan peramban digital dan aplikasi seperti WhatsApp grup, Zoom, Gmeet, Flipgrid, Instagram live, dll dalam membuat dan megumpulkan tugas sekolah.hal ini membuat guru tidak perlu lagi berlari kesana kemari hanya untuk memberi tugas dan mengabsen para siswa.Selain itu, suasana pembelajaran pun akan  terasa lebih mudah dan menyenangkan karena bisa diadakan quiz semacam Kahoot juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H