Instrumen keuangan didefinisikan sebagai setiap kontrak yang menimbulkan aset keuangan dari satu entitas dan liabilitas keuangan atau entitas lain. Menurut Wikipedia, instrumen keuangan merupakan aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk apapun, baik kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau memberikan uang tunai dan instrument lainnya.Â
Contoh dari instrument keuangan yaitu saham, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), obligasi, sertifikat deposito (CD), reksa dana, pinjaman, dan kontrak derivatif.
Instrumen keuangan derivatif yaitu kontrak yang dilakukan dua pihak atau lebih yang mendasari aset atau variable lain (underlying) di masa depan dengan nilai yang diturunkan dari asetnya dan telah diawasi BEI
      Jenis-jenis instrument Derivatif terdapat empat jenis:
- Kontrak serah (forward), pengertiannya ialah sebuah kesepakatan antara dua pihak atau lebih untuk mentransfer atau memperoleh aset atau komoditas dengan jumlah, harga, dan tanggal pengiriman yang telah ditentukan dan disetujui.
- Kontrak berjangka, kontrak berjangka dalam instrument derivatif merupakan perjanjian antara dua pihak aatau lebih untuk memperoleh atau menyerahkan suatu komoditas atau aset dengan jumlah, harga, dan tanggal penyelesaian yang telah disepakati. Tetapi, perbedaannya yaitu terletak dalam hal baha kontrak berjangka diperdagangkan secara rutin di bursa berjangka, tempat diman transaksi kontrak semacam ini dilakukan.
- Kontrak opsi, adalah salah satu cara yang sering digunakan untuk mengamankan nilai atau melindungi asset dari risiko dengan melakukan lindung nilai. Ada dua jenis dari kontrak opsi, yakni opsi beli dan opsi jual.
- Swap, adalah perjanjian di mana pihak-pihak terlibat setuju untuk bertukar aliran kas pada interval waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dan pertukaran tersebut dilakukan secara terus-menerus.
Beberapa Pendapat dan Perdebatan Pada Instrumen Keuangan Syariah dan Instrumen Derivatif
Setiap transaksi harus didasarkan pada aset dasar di sektor riil berdasarkan prinsip Islam, setiap transaksi yang diperdagangkan di pasar yang jahat, atau barang yang dibeli tidak jelas kepemilikannya, termasuk ukuran dan penyerahannya, termasuk riba dan tidak sah dalam Islam.Â
Dengan berkembangnya perekonomian secara global, transaksi derivatif tidak dapat dihindari di era modern ini, dimana setiap transaksi pertanian dan komoditas lainnya melibatkan pasar forward, option, swap, dan kontrak berjangka. Semua akad dan instrumen dalam transaksi Islam harus didasarkan pada transaksi nyata dan bukan asumsi.Â
Dalam hal ini, instrumen keuangan apapun harus dapat mewakili transaksi nyata yang sebenarnya. Oleh karena itu, perdagangan harus didasarkan pada aset yang mendasari dan kepemilikan aset sehingga transaksi nyata dapat terjadi.Â
Pendapat Pro dan Kontra Terhadap Instrumen Derivatif:
- Pro : Pendukung instrumen derivatif berargumen bahwa mereka memberikan fleksibilitas kepada pelaku pasar untuk mengelola risiko finansial yang kompleks. Derivatif dapat digunakan untuk lindung nilai (hedging), spekulasi, dan diversifikasi portofolio.
- Kontra : Kritik terhadap instrumen derivatif mencakup pandangan bahwa mereka dapat meningkatkan risiko sistemik dan menciptakan ketidakstabilan pasar. Beberapa juga khawatir bahwa penggunaan derivatif yang berlebihan dapat memicu krisis finansial.
- Pendapat Pro dan Kontra Terhadap Instrumen Keuangan Syari'ah
- Pro : Para pendukung instrumen keuangan syariah menganggapnya sebagai alternatif yang etis dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Mereka berpendapat bahwa instrumen tersebut tidak melibatkan riba (bunga), spekulasi berlebihan, atau investasi dalam sektor-sektor yang diharamkan menurut hukum Islam.
- Kontra : Kritik terhadap instrumen keuangan syariah sering kali mencakup argumen bahwa implementasi prinsip-prinsip syariah bisa menjadi rumit dan membatasi peluang investasi. Beberapa juga meragukan kelayakan dan efisiensi dari produk-produk keuangan syariah dalam mencapai tujuan ekonomi yang sama dengan produk-produk konvensional.
Kesimpulannya, instrumen derivatif dan instrumen keuangan syariah memicu beragam pendapat dan perdebatan yang berkaitan dengan aspek-aspek seperti kepatuhan syariah, efektivitas, keadilan, regulasi, dan pemahaman pasar. Pendapat dan perdebatan ini mencerminkan dinamika yang kompleks dalam industri keuangan, dengan berbagai perspektif yang berbeda yang tercermin dari latar belakang budaya, keyakinan agama, dan kepentingan ekonomi.Â
Perdebatan ini mencerminkan kompleksitas dan tantangan yang terkait dengan pengembangan dan penggunaan kedua jenis instrumen dalam konteks ekonomi dan keuangan global. Meskipun ada perdebatan yang berkelanjutan, banyak praktisi keuangan mengakui bahwa ada ruang bagi kedua jenis instrumen ini di pasar global, dan mereka dapat saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi investor yang berbeda.