Mohon tunggu...
INTAN DESTIYASIH SAFITRI
INTAN DESTIYASIH SAFITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Novel Belenggu Karya Armijn Pane

17 November 2024   13:15 Diperbarui: 17 November 2024   13:17 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Identitas buku           

  • Judul                           : Belenggu
  • Penulis                         : Armijn Pane
  • Penerbit                       : Dian Rakyat
  • Tahun terbit                 :2013
  • Jumlah halaman           : 150 halaman
  • Genre                          : Romantis

Sinopsis                                  

            Diawali dengan ketidakhamorniasan rumah tangga Dokter Sukartono (Tono)dengan istrinya Sumartini (Tini) yang makin hari makin merenggang. Keduanya menutup diri dan saling berperangsangka buruk terhadap satu sama lain.Ditengah keretakan rumah tangga Tono dan Tini, muncullah Ny. Eni yang merupakan pasien Tono. Dan tidak disangka-sangka bahwa ternyata Ny. Eni adalah Rohayah, kawan lamanya di Bandung dulu.

            Hari-hari berikutnya ketika Tono bertemu dengan Yah untuk mengobatinya, sebenarnya Yah tidak sakit. Yah terus menggoda Tono hingga Tono tak kuasa lagi jatuh cinta kepadanya. Makin hari hubungan mereka makin mesra. Sedangkan hubungan Tono dan Tini semakin meruncing. Pertemuan Tini dengan Hartono, mantan kekasihnya, memperumit keadaan. Hartono, yang pernah menodai Tini, berharap bisa kembali bersamanya, tetapi Tini dengan tegas menolak. Di sisi lain, Yah juga merasa dilema dengan hubungannya bersama Tono karena masa lalunya yang kelam dan keraguannya apakah cinta mereka bisa bertahan. Konflik ini mencapai puncaknya ketika Tini menyadari kesalahannya sebagai istri dan memutuskan untuk bercerai, bahkan berharap Yah bisa menjadi istri Tono.

Setelah perceraian terjadi, Tono merasa sangat terpukul. Harapannya untuk melanjutkan hidup bersama Yah pun pupus, karena Yah memilih pergi meninggalkan dirinya. Yah meninggalkan sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu Siti Hajati, nama panggungnya, sebagai kenangan terakhir. Yah memilih pergi ke New Caledonia untuk memulai hidup baru, sementara Tini mengabdikan dirinya di sebuah panti asuhan di Surabaya. Tono harus menerima kenyataan pahit ditinggalkan oleh dua wanita yang pernah mengisi hidupnya.

Kelebihan 

  • Memiliki cerita yang menarik karena menceritakan konflik psikis tokoh
  • Cerita pada novel mengisahkan tentang kehidupan yang dapat kita ambil hikmahnya

Kekurangan

  • Warna sampul kurang menarik perhatian para pembaca
  • Bahasa yang digunkan sulit dimengerti, ini dikarenakan bahasa yang digunakan dalam buku tersebut menggunkan bahasa Indonesia klasik
  • Alur yang terkadang tiba-tiba melompat ke masa lalu, dan tiba-tiba masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun