Mohon tunggu...
Intan Anugrah Bathari
Intan Anugrah Bathari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Akankah Bumi Kembali Sehat?

20 Maret 2022   00:44 Diperbarui: 20 Maret 2022   00:48 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony


Apakah salah jika ada yang mengatakan alam telah pergi untuk selamanya? Tentu saja pernyataan tersebut tidak sepenuhnya salah. Dalam hal ini bukan alam yang sepenuhnya hilang, tetapi kondisi kesehatan alam yang dulunya segar, bersih, sehat, kini perlahan terkikis. Keadaan semacam ini dapat dipastikan membawa dampak negatif bagi kelangsungan makhluk hidup. Kondisi alam yang kian hari memburuk merupakan hasil dari ulah manusia, walaupun terdapat bencana-bencana alam yang memang benar-benar terjadi karena fenomena alam. Dapat dikatakan bahwa alam dan perilaku manusia memiliki hubungan timbal balik. Apa yang dilakukan manusia kepada alam, di situlah alam akan membalasnya. 

Alam yang tak lagi sehat akan membawa dampak yang kompleks, seperti hilangnya keanekaragaman genetik dan spesies, ekosistem terdegradasi yang menyebabkan seluruh sistem komponen-komponen yang ada di alam menjadi rentan, berpotensi memunculkan penyakit baru yang dapat membahayakan kesehatan manusia (Joegijantoro, 2021: 55). Contoh nyata dampak negatif dari kerusakan alam yang timbul akibat ulah manusia adalah pencemaran lingkungan, baik itu pencemaran air, udara, atau tanah. Alih-alih ada solusi untuk mengatasi masalah kerusakan lingkungan. Kondisi kesehatan alam justru semakin pelik. Banyak negara maju yang berlomba-lomba menciptakan teknologi untuk mempermudah segala urusan manusia. Teknologi yang diproduksi dan dikembangkan secara terus-menerus memang membuat kemajuan dan kemudahan aktivitas manusia. Namun, di sisi lain, juga membawa banyak dampak buruk bagi alam, manusia, atau bahkan hewan kedepannya. Produksi dan pengembangan teknologi yang berlebihan akan menghasilkan lebih banyak sampah yang akan mempercepat kerusakan lingkungan. Kondisi ini belum dihitung dengan mirisnya sampah di negara-negara berkembang, baik sampah plastik, sampah perang, dan lain-lain. Tidak usah membahas jauh-jauh. Di Indonesia, jumlah sampah semakin banyak tiap harinya dengan pengelolaan sampah yang buruk. Dikutip dari CNN Indonesia, kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik. 

Bencana lain yang perlahan dirasakan manusia adalah pemanasan global. Pemanasan global ini akan menyebabkan ketidakstabilan iklim dan mengganggu seluruh kelangsungan makhluk hidup, bahkan parahnya pemanasan global dapat memunculkan penyakit-penyakit baru, seperti kanker kulit dan kolera. Pertama, kanker kulit dapat menjangkit karena menipis/ hilangnya lapisan ozon yang dapat melindungi bumi dari sinar UV. Sinar UVA dan UVB dapat merusak sel kulit manusia dan menyebabkan kanker kulit. Sedangkan kolera, merupakan penyakit yang muncul dari infeksi bakteri yang dapat menyebabkan dehidrasi parah. Jika terjadi pemanasan global, bukan tidak mungkin jumlah orang yang mengidap kolera akan bertambah. Pasalnya, bakteri penyebab kolera menyukai suhu hangat. 

Selain kerusakan lingkungan dan penyakit yang telah dibahas sebelumnya, masih banyak kerusakan dan penyakit jenis lain. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa saat ini sedang terjadi krisis kesehatan alam. Jika perbuatan manusia yang mengindikasikan sebagai penyebab kerusakan lingkungan masih terus berlanjut, maka dapat dipastikan perlahan bumi hanyalah tinggal nama. Kondisi bumi mungkin tidak bisa pulih seperti sedia kala. Namun, perbuatan baik manusia dalam memperlakukan alam tentu dapat memperlambat terjadinya kerusakan alam.

Daftar Pustaka:
CNN Indonesia. (2022) Sampah Plastik 2021 Naik ke 11, 6 Jutan Ton, KLHK Sindir Belanja
Online. (Online). Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com.
Joegijantoro, Rudi. (2021). Ekologi Kesehatan Lingkungan. Malang: Intimedia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun